by

Jembatan Leta Oar Ralan Permudah Akses Masyarakat NTB

 
 
Pembangunan Jembatan Leta Oar Ralan yang dilakukan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan peresmian jembatan ini sudah lama dinantikan seluruh masyarakat di kedua pulau ini khususnya dalam memperlancar konektivitas di kawasan perbatasan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
 
“Selain membangun jembatan, Kementerian PUPR juga melakukan perbaikan jalan di kedua pulau ini yang memiliki panjang 158 Km,” kata Menteri Basuki.
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa dirinya sangat senang diikutsertakan oleh Menteri Basuki untuk meresmikan Jembatan Leta Oar Ralan. Pembangunan infrastruktur ini sebagai sarana untuk menghubungkan masyarakat dan mempermudah akses mendapatkan pelayanan dasar terbaik dari pemerintah.
 
“Kita berharap, dengan terbangunnya jembatan dengan pendanaan dengan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan ekonomi maupun interaksi sosial antar pulau yang lebih baik. Masyarakat merasa dekat dan miliki solidaritas untuk maju bersama,” kata Sri Mulyani.
 
Pembangunan Jembatan Leta Oar Ralan dibangun menggunakan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp. 123,07 miliar. Waktu pelaksanaan sejak Desember 2016 dan selesai pada 28 November 2018 dengan kontraktor PT. Nindya Karya dan konsultan pengawas PT. Karuniya Data Konsultan – PT. Nusvey KSO, 
 
Jembatan Leta Oar Ralan memiliki panjang 322,80 meter dan lebar 10 meter.  Jenis konstruksi pondasi menggunakan tiang pancang baja 600 mm, sementara bangunan atas menggunakan konstruksi beton pracetak prategang. 
 
Bupati MTB Petrus Fatlolon mengatakan Jembatan Leta Oar Ralan merupakan jembatan kehidupan menuju kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Tanimbar. 
 
Nikander Kavroli, salah seorang penduduk di Pulau Larat menceritakan sebelum adanya jembatan, akses masyarakat dari Pulau Larat untuk menuju Ibukota Provinsi yang berada di Kecamatan Saumlaki, Pulau Yamdena untuk mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan maupun administrasi hanya bisa menggunakan kapal penyeberangan dengan waktu 20 menit. 
 
“Kami masyarakat pulau Larat sangat berterimakasih kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR yang telah membangun jembatan penghubung kedua pulau ini. Masyarakat bangga, karena mendukung peningkatan ekonomi. Transportasi hasil pertanian dan hasil nelayan lebih mudah, lebih murah dan lebih cepat,” kata Nikander.
 
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, yaitu Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Hari Suprayogi, Direktur Jembatan Iwan Zarkasi, Direktur Utama PT. Nindya Karya Indradjaja Manopol, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon Satrio Sugeng Prayitno, Kepala BWS Maluku Hariyono Utomo, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)
 
Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR
 
Facebook: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter: @kemenpu
Instagram: kemenpupr
Youtube: kemenpu

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed