by

Jateng Propinsi Termiskin?

Oleh : Anton Sudibyo

Jateng Provinsi Termiskin. Entah siapa yang menciptakan narasinya. Yang jelas kalimat ini sering sekali dipakai untuk mendiskreditkan Ganjar Pranowo.

Ironisnya pendukung Ganjar sering juga termakan. Padahal kalau mau sedikit saja mengintip data, bukan saja serangan itu mudah dimentahkan. Tapi malah bisa tahu usaha Ganjar dlm mengentaskan kemiskinan.

Kita lihat data BPS, secara nasional provinsi dgn presentase kemiskinan tertinggi per September 2022 adalah :

1. Papua 26,80%

2. Papua barat 21,43%

3. NTT 20,23%

4. Maluku 16,23%

5. Gorontalo 15,51%

Jika melihat dr jumlah penduduk, provinsi dgn penduduk miskin terbanyak se Nusantara Jawa timur dgn 4,326 juta disusul Jawa barat 4,053 juta dan Jateng 3,858 juta.

Clear bukan? Baik dr presentase maupun jumlah penduduk, Jateng bukan provinsi termiskin di Indonesia. Bahkan di antara provinsi di pulau Jawa, presentase kemiskinan tertinggi di pegang DI YOGYAKARTA.

Namun tak bisa di pungkiri bahwa kemiskinan di Jateng masih sangat tinggi. Yakni 10,98%. Setidaknya belum dibawah angka kemiskinan Nasional yg telah mencapai 9,57%.

Tapi justru di sinilah menariknya, pada awal menjabat gubernur Jateng, bulan September 2013, Ganjar telah mewarisi angka kemiskinan yg tinggi sebesar 4,7 juta jiwa atau 14,44%.

Kini data BPS September 2022, kemiskinan Jateng di angka 10,98%, artinya ada penurunan sebesar 3,46%. Jika menilik jumlah kemiskinan Jateng pd September 2013 sebesar 4.704.870 menjadi 3.858.230 pd September 2022. Ada penurunan 846.740 jiwa.

Pada kurun waktu yg sama, kemiskinan di Jatim turunn 629.310 jiwa dan Jabar turun ( hanya ) 329.030 jiwa. Bukan sy mau bilang Ganjar lebih baik de gubernur lain dlm menurunkan kemiskinan. Krn penurunan atau kenaikan kemiskinan tdk bs hanya di bebankan sebagai tanggung jawab Gub.

Sebagai contoh, kenaikan kemiskinan terjadi di seluruh provinsi pd 2020-2021, sebabnya apa ? Yes, pandemi covid-19. Kenaikan kemiskinan juga bs disebabkan kebijakan pemerintah pusat. Kenaikan harga BBM, misalnya.

Maka sebagaimana juga ketika kemiskinan naik. Ketika turun pun juga bs di artikan sebagai hanya kerja gubernur. Ada bupati walikota yg berasal dr partai lain. Mereka punya visi misi dan program kerja sendiri.

Sangat sulit membuat 35 Bupati/walikota di Jateng mengikuti apa kata gubernur, atau menjalankan program2 provinsi. Disini lah kepiawaian seorang Ganjar Pranowo. Ia mampu mengkoordinasikan seluruh kekuatan yg berbeda, dr pusat, provinsi, kabupaten/ kota sampai desa.

Semua bisa bersinergi, menyatukan visi besar bersama dlm pengentasan kemiskinan. Jelas berbeda dgn DKI Jakarta yg mana walikota nya di pilih langsung oleh gubernur. Pd konteks ini, menurut saya, kerja Ganjar di Jateng, Ridwan di Jabar dan Khofifah di Jatim lebih berat dibandingkan dgn Gub. DKI Jakarta Anies Baswedan. Apalagi dgn wilayah lebih kecil, DKI juga lebih besar APBD nya. Jadi mrk bertiga gak kompatible dibandingkan dgn gubernur Jakarta.

Tapi anehnya, kemiskinan di Jakarta sejak 2017 sampai 2022 kok malah naik ya, dr semula 393.130 jiwa menjadi 494.930 jiwa. Baik lebih dari 100 ribu jiwa.

Sumber : Status Facebook Gunadi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed