by

Jangan Sekali-kali Meninggalkan dan Melupakan Sejarah

Bahwa pejuang sipil yang bergerak membanjiri Surabaya ialah para santri baik yang diutus oleh pengasuh pondok maupun secara spontan hampir keseluruhan ialah para santri. Bahwa Guru Mulia KH Mahrus Aly Lirboyo memimpin santri Lirboyo bergerak ke Surabaya. Bahwa Guru Mulia KH As’ad Syamsul Arifin Situbondo bergerak mengkoordinasi para santri dari Tapal Kuda ke Surabaya.

Bahwa Kyai dari ponpes Krapak Jogja mengeluarkan perintah supaya para santri bergerak ke Surabaya. Bahwa Guru Mulia KH Bisri Mustofa Rembang mendukung penuh jihad ini. Bahwa ribuan santri yang sudah tidak mondok lagi langsung spontan menuju Surabaya membawa celurit, pedang, golok, bambu runcing, dan tombak serta senjata apapun setelah mendengar berita fatwa jihad dari Hadrotussyaikh. Bahwa ribuan warga NU bergerak tak terbendung ke Surabaya setelah mendengar siaran radio berapi-api dari Bung Tomo.

Lebih tidak masuk akal lagi, di luar puluhan ribu santri yang memenuhi janji syahidnya, ada cerita yang tidak bisa dinalar dengan akal sehat. Tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, juga tidak didukung data akurat. Sehingga tidak mungkin masuk dalam kajian buku sejarah.

Bagaimana para Santri berangkat menggunakan Kereta Api Ekspress, pada jaman itu belum ada Kereta Api tersebut. Bagaimana bisa satu rangkaian Kereta menampung puluhan ribu santri dari Barat hingga Timur dalam waktu bersamaan.

Bagaimana Santri dari berbagai kesatuan bisa kebal terhadap berondongan peluru otomatis Sekutu. Bagaimana senjata berat lawan tiba-tiba tidak berfungsi ketika diteriaki takbir. Bagaimana ada bambu runcing bisa menembus tank lapis baja. Bagaimana santri bisa mengangkat truk dan panser.

Bagaimana bisa alu dan lumpang (peralatan tradisional penumbuk padi) serta peralatan dapur se Kota Surabaya bergerak sendiri menyerang lawan. Bagaimana Guru Mulia KH Abbas Buntet meledakkan pesawat Musquito dengan lemparan sandal bakiak. Bagaimana kerikil dan batu kecil diberi doa bisa difungsikan sebagai granat. Dan tentu masih banyak sekali kisah yang luar biasa lagi.

Ah, sudahlah. Bahkan itu tidak masuk di akal. Namun, semua itu nyata. Tidak mungkin para Ulama sepakat dalam kebohongan yang serupa. Subhanaka ya Allah… la ‘ilma lana illa ma ‘allamtana.

Dan kini, peran itu mulai terungkap satu persatu. Dan telah diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Indonesia.

SELAMAT HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER
Semangatmu akan selalu hidup dalam sanubariku.

Ila hadlroti arwahi Hadrotusy Syaikh Mbah Hasyim Asy’arie, Simbah Kyai Abas Buntet Cirebon, Simbah Kyai Bisri Syansuri , Simbah Kyai Wahab Hasbullah, Simbah Kyai Masjkoer , Simbah Kyai Zainul Arifin, Simbah Yai Munawir Krapyak Jogja, , Panglima Besar Jendral Sudirman, Mbah Yai Iskandar Jogja, Bpk Ir. Soekarno, Bung Tomo, para Kyai yang tidak bisa disebutkan satu persatu, para santri, dan para pejuang untuk Indonesia wa azwajihim wa dzurriyatihim wa furu’ihim wa silsilatihim wa muridihim wa muhibbihim say’un lillahi lana wa lahum al fatihah

Sumber : Status Facebook Shuniyya Ruhama

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed