by

Jangan Lagi Setarakan RS dengan Tjoet Nja’ Dien

 
2). Apa yang disebut sebagai narasi penganiayaan Ratna Sarumpaet (RS) berawal dari konstruksi yang dibangun oleh Fadli Zon setelah bertemu RS, tanggal 2 Oktober 2018. Narasi ini diperkuat oleh pertemuan Pak Prabowo, Amien Rais, dan Fadli Zon dengan RS, lalu mengalirlah pidato politik Pak Prabowo, penuh syak wasangka; penuh serangan tajam ke Pemerintahan Jokowi. “Saya masih ingat betul, saat itu Pak Prabowo mengatakan bahwa RS sangat ketakutan, sangat traumatize. Apa yang terjadi merupakan tindakan represif, tindakan yang di luar kepatutan. Tindakan pelanggaran HAM, dan bahkan suatu tindakan pengecut yang terjadi terhadap ibu-ibu usianya mungkin sudah 70. Luar biasa”, ujar Hasto menirukan pernyataan Prabowo yang mencoba mengambil keuntungan elektoral atas rekayasa tersebut.
 
3). Terbongkarnya manipulasi kebohongan tsb harus menjadi edisi terakhir dalam tahun politik ini. “Kita semua yang mendambakan pemilu yang demokratis dan berkeadaban harus bergandengan tangan menolak fitnah dan kampanye hitam. Apa yang disampaikan Pak Prabowo pada tanggal 3 Oktober 2018, dimana narasi penganiayaan  RS sebagai pintu masuk serangan ke Pak Jokowi TIDAK boleh terjadi lagi”
 
4). Marilah kita bangun tradisi politik yang berkeadaban. “Menyetarakan secara emosional antara Ratna Sarumpaet dengan Cut Nyak Dien sebagaimana disampaikan oleh  Hanum Rais, Putri Amien Rais tidak boleh terjadi lagi. Terlebih sosok Cut Nyak Dien merupakan sosok yang sangat dihormati”.
 
5). Kepada seluruh tim kampanye Prabowo-Sandi kami berharap untuk memegang teguh komitmen kampanye damai. “Jangan hadirkan setan kekuasaaan hanya karena ambisi untuk menang”

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed