by

Jadi Tim Sukses Ahok, Nusron di Fitnah

Oleh Muhammad Jawy

Sebagai bukan orang Jakarta dan tidak tinggal di Jakarta, saya tidak ikut mencampuri kepentingan warga DKI dalam Pilkada DKI 2017. Orang Jakarta lebih paham dari saya.

Saya hanya menyayangkan kalau Pilkada DKI 2017 akan menjadi ulangan penyebaran hoax/fitnah yang massif seperti Pilpres 2014. Dan sangat disayangkan kalau orang yang berilmu diam saja melihat penyebaran hoax ini.

Yang sudah kelihatan hoaxnya:

– Tuduhan kepada Nusron Wahid bahwa aslinya namanya Nusron Purnomo. Wahid hanya upaya supaya kelihatan dia keluarga Wahid Hasyim. (Sudah dibantah dengan akte kelahiran dan ijazah)

– Tuduhan bahwa Prof Taruna Ikrar membuat artikel neurologi yang menyerang salah satu kandidat beserta pendukungnya. Terbukti hoax, Prof Taruna membantahnya.

Kenapa hal-hal yang tidak mutu seperti ini yang muncul ke permukaan?

Saya yang dari daerah, berharap pertarungan di DKI bukan pertarungan fitnah dan hoax, tapi adu visi misi dan program. Siapa tahu ada yang bisa kami ambil untuk kami pakai di daerah.

Saya membayangkan para kandidat akan perang visi, misi, program kerja, misalnya:

1. Reformasi birokrasi. Bagaimana format reformasi birokrasi yang ideal untuk aparatur DKI. Reformasi birokrasi yang sukses di DKI akan mudah ditiru oleh daerah lain.

Bagaimana model integrasi yang nyambung dari perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, monitoring dan evaluasi, yang terkait dengan sistem aset dan penggajian. Dimana saja masyarakat bisa ikut mengawal?

2. Pendidikan ada banyak issue. Misalnya bagaimana peran Pemprov dalam upaya mengembalikan pendidikan karakter di sekolah. Bagaimana upaya untuk menyamakan kualitas/standar sekolah, sehingga semua sekolah bertaraf seperti sekolah favorit.

3. Pencegahan korupsi. Sistem dan mekanisme apa yang bisa dilakukan untuk mencegah korupsi di Pemprov. Dan bagaimana masyarakat bisa ikut mengawasi penggunaan anggaran di Pemprov?

4. Budaya. Strategi apa yang bisa memungkinkan budaya Betawi tetap eksis di tengah pembangunan yang ekstrim di Jakarta. Jangan sampai corak Betawi hilang di telan aktivitas ekonomi yang menggila.

5. Dan banyak issue lain yang penting bagi DKI, tapi juga relevan untuk jadi bahan pelajaran untuk daerah lain.

Pilkada DKI 2017 yang bermartabat akan menjadi teladan bagi daerah lain. Tapi kalau Pilkada DKI 2017 menjadi ajang fitnah, ini juga bisa ditiru oleh daerah lain.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed