by

Islam Rasa Plus

Dalam perjalanannya, ternyata keturunan Arab kalah bersaing dgn Cina dlm urusan dagang, apalagi di era Orba, Cina menjadi anak emas krn lbh fleksibel, mungkin krn tdk ada urusan haram halal, jadi semua bs dipandang legal. Sementara Arab memanggul beban berat sbg suku yg notabene tanah kelahirannya adalah kelahiran semua nabi, maka mereka hrs menjaga hubungan dgn Tuhan jgn sampai dipandang tdk baik, walau sejatinya hajad duniawinya terus berdegup sama besarnya, sesuai syahwat orang pd umumnya, dilematis inilah mungkin yg menjadikan mereka sebagian jd munafikun, kelihatan ibadahnya santun, haram jadahnya jg tekun.

Entah sejak kapan, tapi mulai terasa saat hadirnya FPI, kok tiba” banyak pasukan bersorban yg diketuai Rizieq mengumbar amarah kepada org yg dianggap tdk islami, tukang minyak wangi asal Petamburan ini tiba” jd habib, dgn mulut lantang semua dicaci maki, seolah dia lelaki Indonesia yg paling suci dan berani, Gusgur disundul, Pancasila dibilang Panca Gila, semua dimata dan pikirannya tak ada benarnya. Dia merajalela seolah Indonesia dijelmakan oleh nenek moyangnya, sementara ratusan suku yg lain dianggap hina, bahkan Jokowi sbg presiden dicaci maki, tapi semua tau dia dibayari siapa utk merebut apa dan mau diserahkan kesiapa. Cendana mngkn dibelakangnya dan mmng belakangan ketauan krn dia corong yg memberondong petahana utk kepentingan PS agar bs berkuasa.

Saya adalah anti rasial, shg sebutan pribumi tdk boleh ada di negeri ini, pribumi itu makhluk apa?, kita saja, tiga generasi diatas kita sdh hilang jejak, kita orang Cina, Arab, Belanda, India, sulit dicari jejaknya. Kok tiba” ada bahasa pribumi disampaikan keturunan Arab, terus yg lain prilangit?, atau priangin, mungkin juga pribanci.

Mengamati pilpres 2019,dimana ada istilah ijtimak ulama, mayoritas penggagasnya adalah warga keturunan Arab, seolah mrk adalah representasi islam, yg lainnya dianggap kacungnya. Jauh sblm hal ini terjadi ada banyak islam mengidap kelainan “dna” islamnya, PKS misalnya membawa aroma wahabi, HTI jelas dgn ajaran yg cenderung radikal. Sementara islam Inndonesia yg penuh toleran mau dirubah ke intoleran. Nusantara yg sdh ada sejak zaman nenek mereka blm ada di sprema mau dicoba dipecah, terbelah oleh paham agama dgn dalil pemurnian islam, emang kecampur apa islam Indonesia selama ini, kecampur lemak babi, atau budaya arabnya yg mau ditarik kemari. Mana ketemu wiron dgn gamis, mana bs nyatu kebaya dgn abaya. Dan tdk bs dipaksa nusantara yg sdh beragam agama, mau diseragamkan beragama. Mau membela Tuhan, tapi salah jalan krn menabrak kodrat yg dibuatNya dlm keragaman isi dan alam semesta.

Dalam konteks kegaduhan pilpres, para kaum sesat laku ini berperan besar, sampai Menhan mengatakan keturunan Arab jgn buat rusuh, adalah warning buat mereka. Tidak semua keturunan Arab pro arab sesat, tp bak meneteskan racun kebelanga, rusak susu semua. Sehingga, kedepan tdk harus ada lagi pengerahan isu ada orang islam yg lbh islam, atau sampai merasa islam adalah superior agama. Beragamalah dgn cerdas, karena agama dibuat utk kenderaan menuju Tuhan, bkn agama yg menjadi tujuan. Dan jgn coba merasa bhw suku tertentu yg lbh islam, suku yg lain dinomor duakan, pdhl Tuhan sdg tersenyum memandang orang Cina yg bagi tunjangan hari raya, termasuk kpd ormas yg juga minta.

Prof. Quraisy Shihab berkata: Kalau ke surga melalui jalan tol sirotolmustaqin, kita skrg sdg ada di gang kecil menuju tol, jd blm jalan menuju sorga, bs dpt jalan kecil, bisa gang, bisa jalan rusak, atau jalan buntu. Dan Tuhan jg sdg melihat orang Yahudi membangun usaha utk lapangan kerja, sementara orang Arab terus membeli pesawat utk sekedar meraih nikmat tanpa ingat kiamat. Kita tdk tau bs saja yg masuk jalan tol si Yahudi sementara si Arab masuk jalan buntu. Wallahu a’lam.

So jangan merasa plus dlm berTuhan. Biasa sajalah, karena Tuhan maha tau, apalagi cuma urusan tengu kayak kamu.

MARI JAGA INDONESIA BERSAMA DARI ORANG YG PURA-PURA BERAGAMA TP MERUSAK NEGARA DAN BANGSA.

Busan, 8 Juni 2019.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed