by

Islam dan Polisi

Tapi… Yai, kemanakah indahnya takbir yang dulu sanggup mempesona mereka itu? Azab apakah yang telah Allah timpakan pada ummat-Nya ini sampai-sampai Meilani, Bli Komang, Om Thomas, sekarang merasa ngeri mendengar teriakan Allahu Akbar sambil melempar batu hingga molotov atau bahkan saat ISIS menggorok leher tawanan tak berdaya! Begitu keji para pendusta memakai kata DEMI ALLAH, LILLAHI TAALA, ketika menipu calon korbannya! Sungguh memalukan saat mimbar dakwah dan masjid dijadikan ajang mencacimaki lawan politik!

Teringat lagi saya kata-kata tegar brader Benny menghadapi hujatan dan kritikan pada polisi di awal reformasi, “Indikator keberhasilan polisi adalah saat orang merasa aman dan nyaman berada di dekatnya…,”
Kiranya demikian pula dengan Islam, agama ini akan benar-benar indah jika ummat lain merasa aman dan nyaman berada di dekatnya. Itu harus, karena Islam adalah rahmat bagi segala alam.

Maka… Bismillah!
Saya harus mengambil peran untuk mengembalikan senyum bahagia Meilani, Om Thomas, Bli Komang dan Bante Sekardep yang dulu pernah ‘mampir’ pada masa kecil saya. Saya harus melawan siapapun yang telah dan sedang memperkosa agama saya, merusak budaya adat istiadat indah Nusantara, untuk memenuhi syahwat politiknya! Dengan atau tanpa bantuan siapapun! Hatta hidup ini adalah taruhannya! Karena dengan ini sajalah saya sanggup membayar dosa-dosa masa lalu saya!

Sumber : Status Facebook Lalu Agus Firad Wirawan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed