by

Iran, Indonesia dan Perjuangan Anti Amerika

Kampanye perlawanan Soekarno terhadap arogansi Amerika Serikat, adalah yang juga didengungkan Iran saat ini. Setiap melakukan aksi unjuk rasa merespon isu-isu internasional, rakyat Iran selalu menggemakan doa kebinasaan dan kehancuran untuk Amerika Serikat, Inggris dan Israel. Slogan anti mereka puluhan tahun sebelumnya telah didengungkan Soekarno dihadapan rakyatnya. “Segenap kita punya tenaga, segenap kita punya kemauan, segenap kita punya tekad, harus kita tujukan kepada hancur leburnya Amerika dan Inggris itu. Selama kekuasaan Amerika dan Inggris belum hancur lebur, maka hajatan Indonesia tidak bisa selamat. Karena itu, semboyan kita sekarang ini adalah: hancurkan kekuasaan Amerika, hancurkan kekuasaan Inggris, Amerika kita seterika, Inggris kita linggis!!!” adalah orasi Soekarno yang membakar semangat rakyatnya untuk anti Amerika Serikat. Semboyan anti Amerika itu yang dikampanyekan pemerintah dan rakyat Iran saat ini.

Ada apa dengan Amerika Serikat?. Mengapa Soekarno sedemikian memusuhi, demikian juga dengan Iran?. Karena politik luar negeri Amerika Serikat adalah politik intervensi. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat selalu mengintervensi negara-negara lain. Disetiap negara yang mengalami konflik atau krisis, Amerika Serikat selalu ingin terlibat dan selalu menjadi pihak yang paling banyak mendapat keuntungan. Kebencian Iran pada Amerika Serikat secara pribadi adalah intervensi Amerika terhadap kebijakan Politik, Ekonomi, dan masalah Nuklir Iran. Bahkan beberapa ilmuan pembuat nuklir Iran dibunuh oleh CIA.

Alasan umumnya, adalah dukungan sepenuhnya Amerika Serikat pada Israel. Sepanjang sejarahnya, setiap negara yang menolak Israel, akan mendapat permusuhan dari Amerika Serikat. Bashar Assad yang sampai saat ini menolak menandatangani pengakuan untuk Israel, dironrong kekuasaannya di Suriah oleh pemberontak yang didukung Amerika Serikat. Di era Trump, permusuhan tersebut begitu sangat terbuka. Trump mengancam akan memberikan sanksi pada negara-negara yang menolak Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Berbeda dengan Indonesia, Iran dengan ideologi politiknya yang anti Amerika, masih tetap mendapat dukungan rakyat, meski kesulitan ekonomi sedang melanda. Iran telah teruji dan berhasil lolos dari ujian yang lebih berat. Selama 8 tahun Iran mendapat invasi militer dari Irak serta puluhan tahun mendapat embargo ekonomi dan pengucilan politik internasional, Iran mampu melewatinya dengan baik dan kepala tegak.

Saat ini Iran diuji kembali. Dan jawabannya jelas. Iran tetap tegak dalam sikap politiknya, akan terus anti Amerika Serikat dan tidak rela menggadaikan negaranya demi kesejahteraan semu yang justru lebih menguntungkan pihak asing. Sama dengan prinsip Soekarno, Iran tahu, jika kekuasan Amerika dan Inggris belum hancur lebur, maka cita-cita revolusi tidak akan selamat. Meski tidak mendapat liputan yang berimbang dari media-media internasional, Iran sampai hari ini, tetap menggemakan “Marg bar Amrika, Marg bar Ingglisi, Marg bar Israel” (Kehancuran untuk Amerika, kehancuran untuk Inggris dan kehancuran untuk Israel). Suriah, Irak, Yaman, Palestina dan Lebanon masih tetap terjaga kedaulatannya sampai hari ini karena peran Iran. Qatar yang diisolasi negara-negara Arab, Iranlah yang merangkulnya. Pemimpin Iran tahu, takluknya negara-negara tetangga di tangan Amerika Serikat adalah kehancuran bagi Iran. Karena itu Iran menggelontorkan dana besar untuk membantu negara-negara tetangga, adalah untuk eksistensi Republik Islam Iran juga, meski dengan itu ekonomi rakyat menjadi taruhannya.

Semoga Indonesia kembali mau memegang prinsip Indonesia di era Soekarno, bahwa cita-cita revolusi Indonesia tidak akan selamat, sebelum kekuasaan Amerika Serikat hancur lebur.

Sumber : Status facebook Ismail Amin Pasannai

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed