by

Indonesia Hadapi 44 Negara Eropa

Ia mengatakan UE dan Indonesia bisa saja berkolaborasi dalam industri Stainless Steel tersebut,dalam hal ini Lutfi mengatakan Indonesia siap memberikan masukan-masukan kepada UE demi mempertahankan produktivitas industri di Benua Biru tersebut.
Terjadi persaingan karena kita pabriknya baru, teknologi nya tinggi,ongkosnya murah,tiba tiba Indonesia menjadi pemain kedua terbesar stainless steel di dunia setelah China, nah kalau dibutuhkan,kalau mereka (EU) minta, Indonesia siap memberikan masukan, bantuan untuk UE agar bisa mendapatkan industri besi baja dengan produktivitas tinggi,” jelas Lutfi.
Harus diketahui Indonesia tidak melarang Nickel ke UE, yang dilarang itu adalah bijih nikel, tapi produk turunannya tidak dilarang, artinya secara hukum, Indonesia tidak melanggar kesepakatan dengan WTO.
Seharusnya Eropa juga mengakui bahwa kebijakan Indonesia itu bukan BANNED yang bersifat anti perdagangan bebas,hanya kebijakan ekonomi dan bisnis yang berlaku umum sifat nya.
Ingat dalam DSB ( dispute settlement body) ada ketentuan mengenai solusi, dan solusi pasti objektif.
Dan jalan solusi nya adalah, UE harus berani mengubah kebijakan industri baja nya, tidak lagi mengolah bahan baku tapi industri downtream nickel.
Ya UE harus berani pindahkan Smellter mereka ke Indonesia untuk menghasilkan produk bagi industri downtream mereka, kan kasus serupa pernah to dialami oleh China dan Jepang.
China melarang Ekspor logam tanah ke Jepang, itu mengancam rontoknya industri Elektronik Domestik Jepang.
Di WTO China yang menang dan Jepang harus berani memindahkan Pabrik Elektronik nya ke China demi keberlangsungan produktivitas.
UE harus berani berubah, kalau tidak UE akan digilas oleh Zaman.
Sumber : Status Facebook Paijem

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed