by

Iman dan Ilmu

Adapun kitab ataupun buku karangan para ulama, adalah merupakan symbol dari pada cahaya hati mereka, tegas Syekh Yusri.

Ilmu akan terus berkurang seiring dengan menjauhnya umat ini dari masa baginda Nabi SAW, sebagai mana kita ketahui bahwa ulama adalah sebagai pewaris para Nabi, pastinya mereka di bawah para Nabi yang mewariskannya. Hal ini adalah sebuah realita yang bisa disaksikan oleh setiap orang.

Ketika ilmu dan iman adalah merupakan isi dunia yang paling mulia saja semakin berkurang dan hilang sebagaimana dalam hadits di atas, maka hal ini sebagai motifasi kita untuk zuhud (tidak cinta) kepada dunia ini.

Ketika kebaikan yang berupa ilmudan iman semakin sedikit, maka hal yang sebaliknyapun semakin banyak, yaitu kebodohan dan kekufuran yang merupakan sumber kerusakan.

Imam Abu Jamrah RA dalam mengomentari hadits ini berkata, bahwa orang yang berakal seharusnya tidak menengok kepada dunia dan berpaling dari akhirat. Sayyiduna Ali RA berkata:

“لَوْ كَانَتِ الآخِرَةُ مِنْ خَزَفٍ وَهِيَ بَاقِيَةٌ وَالدُنْيَا مِنْ فَضَةٍ وَهِيَ فَانِيَةٌ لَكَانَ يَقْتَضِي الزُّهْدَ فِي الدُّنْيَا”

Artinya: “Jikalau saja akhirat itu terbuat dari tanah liat yang kekal sedangkan dunia terbuat dari perak yang tidak kekal, maka hal ini akan menjadikan zuhud di dunia “.

Semua ini, oleh karena kekekalan yang menjadikan orang yangberakal untuk lebih memilihnya, apalagi yang sudah jelas bahwa kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal baginya, sebagaimana Allah berfirman:

“وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى”

Artinya: “Dan akhirat lebih baik dan lebih kekal “(QS. Al A’la:17). Wallahu a’lam.

Sumber : Status Facebook Ahbab Maulana Syekh Yusri Rusdy Al Hasany

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed