by

Iluminati Dan Teori Konspirasi

Tak terkecuali di Nusantara, yang telah berdiri Bank HSBC pada tahun 1884 milik Thomas Sutherland, seorang Bangsawan Yahudi Britania. Bank pertama di Nusantara yang menerima jasa penitipan aset (emas) untuk ditukar dengan kertas (surat berharga) saat Bangsa Eropa sedang gencar-gencarnya menjajah Asia-Afrika dengan semangat 3G nya. Gold, Glory and Gospel. Ya! Gold diurutan pertama sebagai prioritas. Anehnya dalam keadaan ini, eksistensi bank tidak pernah terganggu oleh kecamuk perang dan bahkan seolah menjadi solusi penyelamatan aset. Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang merancang? Illuminati? Ah, Teori Konspirasi!
 
Setelah “emas rampasan” itu terkonsentrasi di Eropa, diikuti oleh kesepakatan “Solid Collateral” pasca Perang Dunia II, dimana Bank Sentral sebuah negara harus memiliki cadangan emas sebagai jaminan untuk menerbitkan dan mencetak mata uang. Disitulah ketergantungan terhadap kolateral pinjaman (hutang) oleh negara-negara baru sangat tinggi. Yang kemudian berakibat Bank Sentral di negara itu di bawah kendali para pemilik kolateral yang berisi sekelompok Bankir Global. Padahal negara tersebut sebelumnya sangat kaya (emas), namun setelah dimerdekakan dan dipaksa berubah bentuk menjadi negara Republik (termasuk Nusantara) agar putus tali waris atas simpanan aset tersebut. Padahal disisi lain, negara para penjajah itu masih mempertahankan bentuk monarkhinya (Kerajaan). Siapa yang merancang semua ini? Kebetulan? Illuminati? Ah, Teori Konspirasi!
 
Saat cadangan emas di Eropa harus “kewalahan” sebagai back up kolateral untuk melayani pinjaman dari Bank Sentral di hampir seluruh dunia, model kolateral kemudian bermetamorfosa menjadi “Cash Collateral.” Dimana devisa (baca: US$) bisa dijadikan sebagai kolateral. Saat itu pula hegemoni Dollar tak terbendung dan mentasbihkan diri sebagai mata uang global. Dan akhirnya, para bankir elit global semakin menancapkan kukunya dengan mencetak US$ seenak udelnya karena nilai tukarnya yang semakin tinggi. Siapa yang merancang semua ini? Illuminati? Ah, Teori Konspirasi!
 
Kemudian, ketika mereka menyadari bahwa terlalu banyak US$ beredar juga memiliki efek samping yang merugikan (inflasi), maka muncullah kolateral model baru yaitu “Heritage Collateral”. Dimana benda-benda cagar budaya yang bernilai tinggi bisa dijadikan sebagai kolateral yang nilainya ditentukan oleh kurator. Bahkan nilainya bisa tak terhingga! Contohnya adalah Berlian Koh i Noor yang bertahta di Mahkota Ratu Inggris. Tidaklah heran sejak model seperti ini bisa diterapkan, penjarahan terhadap situs-situs bersejarah dilakukan oleh zombie-zombie berbaju agama dengan dalil “pemurnian”. Di Iraq, Suriah dan bahkan di Al Quds yang diyakini banyak menyisakan artefak bersejarah. Siapa yang merancang semua ini? Illuminati? Ah, Teori Konspirasi!
 
Itulah jika ada pertanyaan tentang eksistensi Illuminati. Tak akan pernah ada jawaban yang pasti. Seperti hantu dan seperti kentut. Bisa dirasakan, tapi susah dijelaskan. Nah, jika ada Masjid yang dibangun dan desainnya mirip lambang Illuminati, apakah perancangnya patut diduga sebagai anggota Illuminati? Pertanyaan ini akan saya jawab dengan pertanyaan pula. Apakah sutradara atau produser Film “Pengabdi Setan” adalah juga seseorang yang mengabdi kepada Setan? Atau dia hanya sekedar memberikan “hiburan” dengan nuansa yang berbeda? Ah, Teori Konspirasi!
 
*FAZ*
#SILIT
 
Sumber : Status Facebook Fadly Abu Zayyan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed