by

Ilmu Vaksin Ideologi

Ideologi bersifat tertutup (close minded). Arogan sudah merasa kebenarannya sudah final. Bersikap pasif terhadap ilmu. Menerima apa adanya informasi, ilmu pengetahuan dan pemahaman dari orang yang seideologi. Menyaring secara ketat dan menolak setiap fakta, realitas, informasi, ilmu pengetahuan dan pemahaman yang bertolak belakang dengan ideologi yang dianutnya.
Lain halnya dengan ideologi, ilmu menuntut seseorang bersifat rendah hati. Terbuka terhadap kebenaran baru. Dimana dan kapanpun munculnya kebenaran baru itu karena proses penerimaan informasi, ilmu pengetahuan dan pemahaman terjadi secara akumulatif. Ilmu menuntut orang bersikap ilmiah: objektif dan jujur. Selain itu metode ilmiah membawa orang untuk melakukan verifikasi, falsifikasi, investigasi dan kontemplasi terhadap fakta dan realitas yang diterimanya.
Mengembalikan orang yang sudah terinstall ideologi tertentu memang tidak mudah. Ideologi yang telah mendarah daging, menulang sampai ke sumsum tulang belakang akan berubah jika ilmu yang masuk ke dalam pemahaman ideologinya. Karena sifat ilmu berlawanan dengan ideologi, masuknya ilmu akan melemahkan ideologi. Ilmu, vaksin bagi ideologi.
Memasukkan ilmu kepada orang yang sudah ideologis lebih sulit karena akan mengusik eksistensi dirinya yang menimbulkan sifat resisten. Dalam ideologi mereka sudah ada stigma negatif terhadap ilmu. Stigma buruk ini bagian dari sistem pertahanan ideologi mereka seperti takfir, tafsiq, tab’id, ansharut thaghut, sistem kufur, ulama suu’, antek Barat, Zionis, munafik, pecinta dunia, haus kekuasaan, dsb.
Sekali lagi kebenaran akumulasi dari ilmu. Butuh waktu panjang dan biaya besar untuk mengumpulkan ilmu untuk mendekati kebenaran finalnya. Mau tidak mau modal rasa sabar harus lebih besar dari waktu dan biaya. Demikian juga ikhtiar menyampaikan ilmu kepada orang ideologis membutuhkan kesabaran, waktu dan biaya jauh lebih besar daripada menyampaikan ilmu kepada orang biasa.
Tidak ada jalan lain, hanya dengan ilmu nafsu syahwat tersembunyi mereka tersingkap kemudian diterapi dengan mujahadah dan riyadlah di bawah bimbingan wali mursyid.
Sumber : Status Facebook Ayik Heriansyah

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed