by

Ibu Kota Baru, Sebuah Kebutuhan

Namun, tak sedikit yang menginginkan bahwa ibu kota baru harus didirikan di tempat yang benar-benar baru di luar Jawa. Salah satu daerah di Indonesia yang cocok untuk pusat pemerintahan baru adalah Kalimantan, khususnya Palangka Raya. Palangka Raya secara geografis terletak di tengah-tengah Indonesia, sehingga memiliki akses yang mudah ke berbagai negara. Selain itu, Palangka Raya merupakan wilayah dengan lahan datar, ketersediaan air melimpah, dan tidak memiliki gunung berapi, sehingga tidak rawan bencana.

Di Amerika Serikat, Washington DC hanyalah pusat pemerintahan, sedangkan pelbagai distrik bisnis tersebar di berbagai negara bagian lainnya. Kantor pusat CNN terletak di pusat kota Atlanta, New York Times di New York City, Hollywood di Los Angeles, industri mobil di Detroit, universitas-universitas besar di Cambridge dan Boston, bahkan pusat perjudian di Las Vegas. Warga Amerika tidak perlu merantau ke Washington demi menikmati standar hidup yang lebih baik, mendapatkan pendidikan terbaik, atau menjadi pengusaha yang sukses.

Negara-negara lain juga punya kisah sukses dalam upaya mereka memindahkan ibu kota lama ke tempat-tempat baru, seperti Kuala Lumpur ke Putrajaya di Malaysia, Bonn ke Berlin di Jerman, Melbourne ke Canberra di Australia, Valladolid ke Madrid di Spanyol, atau Kyoto ke Tokyo di Jepang.

Keberhasilan relokasi ibu kota dapat terjadi di negara maju maupun berkembang. Dubai dikenal di seluruh dunia sebagai kota bisnis utama tetapi Abu Dhabi adalah ibu kota Uni Emirat Arab. Di India, Mumbai adalah ibu kota bisnis, sementara New Delhi sebagai pusat pemerintahan.

Sejumlah negara memindahkan ibu kotanya lebih dari sekali seperti Kanada yang berpindah-pindah sebanyak empat kali dari Monteal-Toronto-Quebec kemudian ke Ottawa. Iran bahkan pernah memindahkan ibu kotanya lebih dari 10 kali sebelum akhirnya sekarang memilih Teheran.

Indonesia memindahkan ibu kotanya ke Yogyakarta dari Januari 1946 sampai Desember 1949 karena perang kemerdekaan. Pada waktu itu Bukittinggi di Sumatera Barat juga sempat menjadi ibu kota saat Presiden Sukarno membentuk pemerintah darurat sebelum ia ditangkap oleh Belanda antara Desember 1948 dan Juni 1949.

Mengingat beratnya langkah-langkah drastis yang harus diambil oleh Jakarta guna menopang beban yang semakin meningkat, Indonesia harus mempertimbangkan ibu kota alternatif. Relokasi ibu kota bukan lagi menjadi masalah pilihan, tapi kebutuhan. **

Sumber : geotimes

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed