by

Ibadah Haji, Wujud Keimanan Kita

Dulu ketika jumrah masih tiang yg ramping dan para jamaah harus berebut membidiknya, ada seorang jemaah haji yg frustrasi. Saaf fokus mengincar, tangannya kesenggol hingga kerikilnya jatuh. Ia ulangi lagi, kesenggol lagi, jatuh lagi. Ia ulangi, jatuh lagi. Terus begitu sampai entah berapa kali. Hingga di puncak kekesalan ia pun menjerit.

“Ya Allaaaah, iki ngibadah cap opoooo…?!”

Tak bisa dijelaskan bukan berarti tak ada penjelasan. Kita hanya tak menemukan padanan yg tepat untuk mewakilinya. Ada semacam perasaan yg merembes ke dalam jiwa. Terpatrinya rasa yg selalu menyertai. Menghangati jiwa dengan sepenuh rindu. Mimpi abadi untuk mengulangi dan mengunjungiNya lagi.

Secara lughowi, haji berarti menyengaja atau menuju – mengunjungi. Sebuah panggilan menuju puncak ketaatan untuk melalukan perintah Ilahi. Apapun itu.

Meski tampak lucu dan tak masuk akal sama sekali.

Sumber : Status Facebook Rowie Sujudi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed