by

Humor dalam Agama

Misalnya, beliau mengisahkan, pada hari jumat menjelang khutbah ada orang Arab lewat ke masjid. Takmir masjid belum mengenal khatib. Orang Arab pedagang minyak tadi di daulat jadi khatib. Karena mereka kita itulah khatib yang mereka tunggu.

Karena tergiur amplop jadi khatib, pedagang minyak mau saja jadi khatib. Saat khutbah dimulai, khatib yang sebenarnya datang.

Dengan gemetar si khatib palsu tadi mengatakan dalam bahasa Arab انا مئاة وانت خمسون (ana miatun wa anta khamsun), (kita bagi hasil saja) saya 100 rupiah dan anda saya kasih 50 rupiah.

Humor semacam ini, bagi orang sekarang akan dianggap menistakan orang Arab.

Sekarang kita sudah terlalu serius dalam beragama. Sampai sedikit-sedikit mencap penodaan atau penistaan. Karena yang dipahami agama yang dangkal. Bukan Islam yang kita kenal.

(Kutipan dibawah dari bu Nyai Titi Razak)

Sumber : Status Facebook Ahmad Tsauri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed