by

Hijrah, Artis, Syar’i Yang Kekinian

Jika artisnya sekelas alm Uje, UYM dan sejenisnya yang memang punya latar belakang pendidikan agama yang bersambung sanadnya saya rasa baik, tapi sekelas artis cetakan Liqo kemudian diberi panggung saya rasa ini masih jauh dari harapan standar prioritas. Alih-alih sedang berdakwah yabg mengharuskan mempunyai standar disiplin ilmu yang terjadi adalah justru audiensnya jauh lebih alim. 
 
Tidak sepenuhnya salah memang, tapi mari kita berpikir jernih bahwa dalam peperangan akan tumbang jika senapan yang dibawa hanya hitungan jari. Sampai di sini, jadi apa substansi hijrah dan dakwahnya?.. 
Tetap mempertahankan popularitas keartisannya? Atau agar dapur tetap menyala?
 
Yang tidak kalah mengkhawatirkan lagi adalah para founding trend hijrah didominasi kalangan wahabiyyun yang banyak menolak tradisi-tradisi baik di Indonesia yang telah mengakar ratusan tahun. 
Bid’ah, sesat, kafir adalah bahasa market dakwah yang ampuh kemudian diekspansikan dengan embel-embel “Semua amalan tertolak dan terancam neraka selama tidak ada di al Qur’an dan Hadits.”
 
Survey enteng-entengan, di PTN/PTS besar di Indonesia nama Prof. Dr. KH. Habib Muhammad Quraish Shihab, MA dengan Magnum Opusnya Tafsir al Misbah dan al-Lubab namanya kalah populer dengan sekelas Ustad Felix Siaw. 
 
Mengapa?
Opini yang muncul, “Pak Quraish sesat karena tidak mewajibkan anaknya berhijab. Mudah-mudah segera mendapat hidayah.”
Allah… Sesak dada saya!

Sumber : Status Facebook Rifqiel Asyieq

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed