by

Haruskah Benci Kepada Jokowi

Baiklah, jawabnya dalam hati saja.

Saya sama sekali tidak merasa terganggu soal Jokowi mantu ini. Maksudnya terganggu hingga saya terdorong untuk menulis. Sampai kemarin saya baca status seseorang yang sebenarnya selama ini sangat saya kagumi.

Orang tersebut menyinggung soal ketidakhadiran ibunda Jokowi dalam prosesi mantu. Dia membahasakan dengan sebutan “nenek”

Tidak salah. Wong benar sudah nenek-nenek. Hanya saja bahasa yang digunakan memang cukup provokatif, dan bisa menimbulkan multi intepretasi. Begitu lihat komentar di status tersebut, saya langsung terkesiap. Ada yang salah di sini.

Berikut saya cuplik sejumlah komentar:

“Itu mah nenek orderan..”

“Itu mah mbah sewaan.. jadi asal usulnya membuat rakyat penasaran..”

“Nenek dibutuhkan saat cari suara…”

Tiga komentar ini, ditulis oleh ibu-ibu.

Bu, siapa pun engkau, sungguh ini tidak lucu.

Bagaimana jika apa yang dituduhkan dan selama ini Anda anggap sebagai kebenaran itu, ternyata salah? Bahwa nenek tersebut adalah benar ibu kandung Jokowi, dan Anda sudah mudah sekali memfitnahnya sebagai ibu orderan. Mbah sewaan dan sebagainya.

Bagaimana jika Jokowi itu benar anak kandungnya, dan tidak terima ibunya diperbincangkan seperti itu?

Sekali lagi saya bukan kecebong. Saya manusia. Saya seorang ibu, yang jujur saja sering terkaget-kaget mendapati ibu yang sejatinya guru bagi peradaban, mudah sekali menulis dan bicara di luar kesantunan.

Kasus yang agak mirip, ketika suami saya kemarin terpaksa mengapus salah satu komentar, karena ada ibu yang menulis kata sangat tidak senonoh (terkait alat kelamin pria) Ada pula ibu lain yang menyebut suami saya “nggak punya otak” (namun belakangan komentar ini dihapus olehnya sendiri)

Duhai.. ibu-ibu….

Bagaimana kita menginginkan anak yang santun dan baik budinya, jika yang kita contohkan adalah hal seperti ini? 

Terlepas dari siapa sebenarnya ibu kandung presiden, tolonglah bu, please, jangan mudah tersulut dengan provokasi. Jangan mudah menghukumi seseorang yang belum tentu kita lebih baik darinya.

Jika memang nenek tersebut terbukti bukan ibu kandung Jokowi, silahkan beberkan fakta dan data yang menunjang. Kebenaran tetap diterima sebagai kebenaran, bukan?

Atau jika ada pembaca yang benar-benar tahu keshahihan asal usul silsilah Jokowi, monggo sekalian saya diberi pencerahan…

Jokowi memang presiden. Tapi dia juga adalah seorang ayah, yang sangat manusiawi jika ingin menikahkan puterinya dengan cara yang menurutnya baik.

Jokowi mungkin bukan presiden pilihan Anda, dan punya janji kampanye yang tidak terealisasi hingga kini. Mari dikritisi. Tapi bukan dalam bentuk kebencian membabi buta hingga melahirkan fitnah yang tidak jelas asal usulnya begini..

Menyebut seorang ibu, sebagai ibu sewaan (bayaran), tidakkah ini sangat menyakitkan ketika dilempar oleh sesama ibu?

Salam damai untuk semua ibu. Mari menulis dan berbahasa dengan tauladan. Dengan hikmah.

Bagi yang ingin marah, silakan. Tapi tolong sampaikan dengan bahasa yang baik ya. Mohon maaf saya mungkin tidak selalu bisa menanggapi 

Sumber : Status Wulan Darmanto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed