by

Gus Dur : Hingga 2030 Indonesia Akan Mengalami Masa Sulit, Gonjang-Ganjing

“Anda dengerin ceramah saya di Lombok?”
“Dengar Pak!” jawabku.
“Catat, saya lebih hebat dari Cak Nur!”

Waktu itulah saya baru sadar saat di pesawat sebelumnya beliau hanya diam ternyata karena tidak terima dengan perkataan Nurcholis Majid yang saya sampaikan ke beliau.
Gus Dur benar-benar sosok pendendam yang baik.

Saya belajar dari Gus Dur juga bahwa jadi manusia itu sangat berat.
Saya teringat dan waktu itu saya baru sadar, ternyata shalatnya Gus Dur itu setelah wudhu kemudian duduk menghadap kiblat.
Beliau juga mendawamkan wirid Ratibul Haddad menjelang akhir hayatnya.

Saya juga teringat saat Gus Dur dicium tangannya oleh Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa.
Waktu itu saya dan Gus Dur sedang di bandara.
Tiba-tiba Habib Mundzir al-Musawa yang hendak dakwah ke Papua menghampiri dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.
Lalu saya tanya,

“Ada apa Bib?”
“Kalau wali ya Gus Dur, Kang Maman.” Jawab Habib Mundzir.

Tiba-tiba Gus Dur bertanya kepada saya, “Itu siapa?”
“Habib Mundzir, Pak,” jawab saya.

“Kalau ingin tahu wali yang muda ya Habib Mundzir.
Tapi usianya tidak panjang,” kata Gus Dur kemudian.
Gus Dur sudah menyebut Habib Mundzir al-Musawa akan meninggal dunia dalam usia yang sangat muda.

Gus Dur terkadang kalau marah itu menarik.
Tiba-tiba saya disuruh bacain surat kabar, ada beberapa kiai yang menolak Gus Dur.
Kemudian Gus Dur berkata,

“Apa salah saya yah Kang Maman? Padahal saya tidak pernah berbuat salah kepada kiai-kiai itu.”

Dalam masalah uang, saya pernah ceramah bareng Gus Dur.
Waktu itu Gus Dur dapat amplop 50 juta, saya 5 juta.
Ternyata punya saya yang 5 juta itu pun diminta Gus Dur,

“Sini yang 5 juta Kang Maman!”

Lalu tiba-tiba oleh Gus Dur uang itu dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian, dan dimasukkan ke dalam amplop.
Gus Dur kemudian meminta saya untuk menuliskan satu persatu nama-nama kiai di amplop itu sesuai yang diucapkan Gus Dur; kiai anu dari Kalimantan, kiai anu dari Sulawesi, kiai anu dari perbatasan Sulawesi, dst.

Jadi Gus Dur tidak pernah punya dompet dan uang pun kadang-kadang selalu habis untuk dibagi-bagikan.
Makanya sampai sekarang makam yang paling ramai dikunjungi orang Indonesia adalah makamnya Gus Dur.
Gus Dur itu manusia, yang mampu memanusiakan manusia.

“Kenapa sewaktu Muktamar di Solo saya diusir pakai anjing?” Gerutu Gus Dur tidak terima.

Tapi saat turun ke bawah di Bandara Adi Sucipto, ada wartawan yang bertanya, “Gus, itu ada beberapa kiai yang menolak Anda.”

Cara bertahan Gus Dur menarik.
Gus Dur tiba-tiba tersenyum dan menjawab, “Ah kata siapa? itu yang bilang paling tukang becak pakai sorban.”

Gus Dur mengijazahkan kepada saya di detik-detik terakhirnya, tanggal 7 Desember 2009, Ayat Kursi.

Di kalimat “Wala Ya-uduhu dst…” dibaca 7 kali. Saya tanya,
“Untuk apa Pak?”
“Untuk penjagaan saja.
Indonesia akan mengalami masa-masa sulit, gonjang-ganjing, sampai tahun 2030-an.” Jawab Gus Dur.
______
Sumber: Ceramah di sampaikan oleh KH. Maman Imanul Haq, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi Majalengka dan Ketua Umum LDNU Pusat dalam Pengajian Akbar dan Khataman Al-Quran Reuni IKABU (Ikatan Alumni Bahrul Ulum Tambakberas se-Jabodetabek).

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed