Dirut pasti faham prosedur pabean. Memang cukup menarik (tp kecil artinya bagi seorang Dirut, maybe?), HD th 70an, kbrnya sktr 800 jt dan dua sepeda Brompton harganya perbuah antara 50 jt- 149 jt.
Peribahasanya, “nasi sdh jadi bubur”, kasus dinilai Bea dan Cukai sbg penyelundupan. Menurut Pakde Wongso, pejabat itu hrsnya hati2 menjaga nama dan amanah yang diemban. Mereka yg bekerja di Garuda mestinya ngerti bahwa Garuda itu adalah Indonesia Flag Air Carrier, perusahaan penerbangan yg membawa simbol negara.
Tdk boleh main2 sedikitpun dgn urusan Garuda, ada resiko tertentu yg mengait dengan citra Indonesia. Terlebih ini, pelanggaran dilakukan oleh seorang Direktur Utama. Dia dinilai menyelundupkan onderdil (pretelan) motor HD dan sepeda, itu urusan hukum ybs dengan hukum kepabeanan. Tapi yg prinsip dan crusial, yg tersebar di dunia penerbangan, citra Garuda jatuh, bisa saja konsumen khawatir, nanti jangan2 ada barang2 haram, dan berbahaya di bagasi pswt. Gosip buruk dlm persaingan niaga biasa, karena Garuda ini yg paling hebat dan aman. Nah, kita harus sadar, hal2 spt ini akan bisa menyeret nama Indonesia.
Analisis pernah penulis buat tentang Kasus Malaysian Airlines, Mistery MH370 dan MH17, menjatuhkan citra Flag Air Carrier Malaysia, konsumen takut naik pswt Malaysian Airlines, mengimbas, banyak pegawai di-PHK karena nilai sahamnya runtuh, mati2an PM Malaysia berjuang, selama lima tahun dari kasus Maret 2014, hingga kini blm juga sehat penuh untuk mengembalikan citranya.
Jadi persoalannya, kasus Garuda tsb, bukan sedikit banyaknya apa yang diselundupkan, pelanggaran prinsip itu intinya. Sesuatu yg besar pasti dimulai dari yg kecil. Dari persepsi intelijen, Manajemen Garuda perlu segera melakukan pemeriksaan security, membenahi, update fungsi intelijen di Garuda (Pampers, PamMat, PamInfo dan PamGiat).
Salut dgn keputusan Menteri BUMN Erick Thohir yg langsung memecat sang Dirut, dan akan melakukan prosedur lain krn Garuda ini perusahaan publik . Ini kasus kedua besar setelah kasus suap, kongkalikong Emir Satar yg juga Dirut.
Itu analisis yg serius. Nah, ada pesan moral yg perlu diingat para pemegang amanah itu “Berat memang jd Dirut Garuda, tapi lebih berat lagi kalau tdk jadi Dirut” (hrsnya masing2 menanyakan dirinya bgt). Ada lagi yg ngetuwit unik “Gara2 tuh Dirut, bini jd tahu harga sepeda Brompton ku, terus mintanya macam2”, waduuh.
Pray dulu jg hobi naik Harley, motor dpt lungsuran dari keponakan, yg biasa saja Electra Glide, bukan spt yg di sita itu, krn sdh makin sepuh Uti minta HD-nya di “jokul”
(jual) saja. Siaaap, dpd gak dibikinin kopi dan minuman gula jahe khas Jogja (males ngerebus airnya Bro!).Yuuk, malam Sabtu… mari window shopping ke Mall
(Sumber: Facebook Prayitno Ramelan)
Comment