by

Game of Thrones

“Nampak …. kan, Pidato Jokowi tentang Game of Thrones dalam IMF-World di Bali tersebut merefleksikan bagaimana kualitas Presiden kamu itu …. hahahahahaha !”, katanya kembali pada saya. 

“Memangnya ente pernah menonton film itu ?”, tanya saya padanya. 

“Setelah orang geger tentang film tersebut, saya download filmnya … saya tonton … dan itulah hasilnya sebagaimana yang saya sampaikan kepada anda !”, jawabnya lagi. 

Berkaitan dengan film Game of Thrones tersebut, saya jadi ingat dialog antara seorang jama’ah dengan Buya Hamka. Dialognya (secara sederhana) … begini : 

Jama’ah : 
“Buya, saya beberapa waktu lalu ke Arab Saudi. Ternyata di sana ada pelacuran. Di negeri asal nabi kita, kok ada ditemukan pelacuran ?”. 

Buya Hamka : 
“Beberapa waktu lalu, saya ke Amerika Serikat. Saya tak menemukan pelacuran di sana !”. 

Jama’ah : 
“Ah …. tak mungkin. Masak di Amerika Serikat tak ada pelacur. Di Arab Saudi saja, ada. Apatah lagi di negeri kayak Amaerika Serikat tersebut !”. 

Kemudian Buya Hamka tersenyum, lalu berkata, “kita dipertemukan DENGAN APA YANG KITA CARI !”. 

Saya menonton Game of Thrones. Saya fokus pada nilai metaforanya. Bahasa kampung saya, “bergerak isi cingkunat” kita. Isi otak. Logika. Cerdas kita dibuatnya. 

Ada pula yang fokus pada erotismenya …. adaegan-adegan telanjangnya. Ereksi kita dibuatnya. Malamnya, mimpi basah, kalau ia JOMBLO !.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed