by

Fatrah

Dan hebatnya lagi, para ulama kita sejak masa awal abad pertama hijriyah telah membekali kita dengan metodologi cara melakukan istimbath hukum dari kitab suci kita. Yang dengan itu, Al-Quran masih sangat terasa sebagai kitab yang hidup bersama kita, bukan seperti manuskrip kuno bulukan di moseum.

Jutaan anak-anak kita akrab dengan bacaan Al-Quran, bahkan tidak sedikit yang menghafalnya luar kepala. Dan ribuan ulama masih dengan mudahnya merujuk Al-Quran sebagai sumber utama istimbath hukum, mereka paham bahasanya, mereka juga tahu seluk-belum kapan turunnya tiap ayat, bahkan tahu juga apakah ayat itu sudah mansuskh atau tidak.

Padahal di saat yang sama, kita nyaris tidak lagi menemukan kitab suci samawi yang tersisa di dunia ini. Setidaknya yang masih original dalam bahasa aslinya saat dahulu diturunkan kepada nabi mereka.

Sedangkan kitab-kitab suci lain yang kita baca itu umumnya terjemahan berkali-kali, yang sulit terhindar dari distorsi dan kesalahan terjemah atau kesalahan kutip. Setidaknya, masih banyak yang meragukan keasliannya.

Sumber :  Status Facebook Ahmad Sarwat Lc MA

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed