Bukankah sekarang minuman keras juga tersedia di tempat-tempat tertentu dan juga bisa diakses oleh masyarakat. Tapi toh yang mengonsumsi minol ya mereka-mereka yang memang suka minol. Yang tidak suka minol atau yang mengharamkannya ya tidak akan terpengaruh untuk membeli dan meminumnya hanya karena ada pabrik minol baru yang beroperasi di dekat lingkungannya. Orang yang tidak suka ngopi tetap tidak akan membeli kopi meski di setiap rak-rak minimarket yang ia masuki berjejer berbagai merk kopi ditawarkan. Ia juga tidak akan tertarik meski kedai Starbuck, Janji Jiwa, Kopi Kenangan, dan berbagai kedai kopi lokal bertebaran di kelurahannya. Bahkan ditawari gratis pun belum tentu ia mau.
Bagaimana nasib umat Islam jika perusahaan miras merajalela?
Ya baik-baik sajalah. Umat Islam kan tahu bahwa miras itu haram. Tentunya mereka akan menghindari dan tidak akan mengonsumsinya. Bahkan jika diberi gratis pun tentu akan ditolak. Umat Islam di negara-negara lain yang sangat bebas dengan aturan mirasnya juga tidak lantas ikut-ikutan nenggak miras. Mereka yang suka miras ya memang akan mencari miras di mana pun miras ada dijual meski dilarang dan meski ia sebenarnya seorang muslim.
Jadi tidak perlu lebay atau bersikap berlebihanlah sampai ada yang mencaci Kyai Ma’ruf. Wakil presidennya mantan Ketua MUI tapi kok membiarkan pabrik minuman keras masuk dan merajalela di Indonesia? Bahkan katanya Wakil Ketua MUI sendiri pun ngamuk. https://galamedia.pikiran-rakyat.com/…/ngamuk-karena…
Saya ya sedih ya mau ketawa lihat hal tersebut. Sakjane mereka itu benar-benar ulama atau bukan sih? Kalau benar-benar ulama kan mereka akan tabayyun dulu sebelum berkomentar di publik. Apa sih susahnya bagi waketum MUI untuk bertemu dengan Kyai Ma’ruf sambil ngopi-ngopi dan makan kurma untuk minta penjelasan. Dengan demikian informasi yang dimiliki tidak sekedar berasal dari media tapi benar-benar sudah dikonfirmasikan ke pihak yang benar-benar paham.
Mbok ya lain kali para ulama di MUI itu bersikap sebagaimana layaknya ulama dan tidak sekedar mau unjuk gigi.
Sumber : Status facebook Satria Dharma
Comment