by

Etika Medsos

Oleh : Erizeli Jely Bandaro

Mungkin andaikan tidak ada pilpres ,medsos akan jadi hambar. Atau lebih tegasnya kalau tidak ada sistem demokrasi yang menjamin kebebasan media menyampaikan pendat, medsos akan sepi penggunanya. Itu sebabnya mungkin mengapa Jokowi menyempatkan diri datang ke markas Fb sebagai otak dibalik terjadinya proses social engineering di tengah masyarakat yang terbuka. Namun setelah Pilpres keadaan malah semakin seru karena kelompok yang ada di balik kegagalan PS tidak bisa menerima begitu saja. Mereka tampil perkasa sebagai cyber army.

Sebetulnya sosmed seperti FB atau tweet tidak perlu di masukin hati atau sampai melibatkan emosi. Di bawa santai aja.Karena orang yang sedang berinteraksi mungkin sedang santai di toilet atau sedang menimang anak atau mungkin sedang boring menanti jam penerbangan. Dia comment atau posting tidak pernah di pikirkan berlebihan. Kadang ada postinga bagus dengan enaknya dia menggunakan jarinya untuk piih menu share..maka postingan itu menyebar begitu saja. Artinya komunita sosmed bukan komunitas orang yang suka terlalu serius namun mereka adalah pemerhati dan sekaligus pembunuh karakter yang tersistematis.

Lantas bagaimana seharusnya menyikapinya? kalau ada postingan yang kurang menarik atau tidak sependapat , ya lewatkan saja. Kalau ingin menjawab secara luas opini orang lain dan orang lain itu belum menjadi lingkaran persahabatan maka gunakan wall sendiri untuk menjawabnya.Tidak perlu di tujukan langsung kepada postiingan orang lain tapi cukup itu jadikan ide untuk meng counter dengan cerdas. Nah lakukan terus begitu maka yakinlah akan banyak orang lain yang akan melirik wall anda dan akhirnya terlibat sebagai follower. Soal mengapa orang jadi follower anda, itupun engga usah di pikirin.

Pastikan aktifitas sosmed itu sebagai ajang anda untuk berbagi informasi dan pengetahuan yang anda pahami. Kalau ada berita koran, postingan Link berita tanpa opini anda itu adalah konyol. Karena itu sama saja buang waktu. Semua orang di sosmed punya akses kepada berita. Kalau anda masuk ke wall orang untuk adu debat juga boleh tapi pastikan debatan anda itu bermutu atau bukan hanya meng counter dengan berita koran digital atau tulisan dari blog orang lain. Dengan comment yang bermutu akan mengundang orang melirik wall anda dan bukan tidak mungkin akan menjadi tamu setia anda..

Jadi pastikan sosmed itu sharing knowledge yang membuat orang berpikir dan akhirnya memahami jalan pikiran dari postingan anda. Soal setuju tidak setuju engga usah di pikirkan. Kalau ada orang tampilkan photo pribadi dan keluarganya segera “like” karena ikut merasakan kebahagiaan orang juga pahala. BIla ada orang yang anda nilai berpendidikan dan punya profesi hebat, usahakan merebut cintanya.Rajin2 lah ber- silahturahmi di wall nya. Karena bukan tidak mungkin ia pintu anda mendapatkan rezeki .Jangan biarkan quota internet habis hanya untuk menyalurkan sakit hati atau kesal..tekor karena bego jangan ya..malu sama kucing

Kalau ada yang comment di wall anda seperti orang gila, perhatikan namanya..kalau namanya aneh itu artinya akun abal abal , sebaiknya segera blok karena anda sedang berhadapan dengan orang gila..jangan berteman dengan orang gila agar anda tidak ikut gila..selanjutnya jadikan sosmed sebagai ajang melatih sabar..udah gitu aja..capek ngetiknya. ** (ak)

Sumber : Facebook Erizeli Jely Bandaro

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed