Kalau kita mau melakukan telisik kebahasaan, maka tentu saja kata ” Huur” tidak bisa dipahami hanya sebatas makna Feminin saja,melainkan juga bisa bermakna maskulin, sebab kata ” huur” sendiri merupakan bentuk kata Maskulin (pria) bukan Feminin( wanita).
Alhasil kata ” Huur” bisa bermakna ambigu, bisa bermakna bidadari juga bisa bermakna Pangeran Ganteng ( bukan dari Golongan manusia) tergantung Konteksnya.
Jadi jika Orang yang berjihad dimedan Perang dijalan Allah SWT -jihad disini tentu saja Jihad yang sesuai Koridor Kanjeng Nabi Saw, bukan Jihad ala Umat Jembut yang suka ngeboom masjid sana-sini- dijanjikan akan mendapat 72 Huur ( bidadari), maka seorang istri yang berjihad menjaga kehormatannya, anak-anaknya, harta Suaminya, ketika sedang ditinggal Berjihad oleh suaminya, kelak disurga ia pun akan mendapat 72 Huur ( pangeran Ganteng rumenteng ).
Jadi mungkin pemahaman kita tentang makna dari kata “Huur” perlu diadakan telisik kembali supaya tidak terjadi ketimpangan maksud yang bisa menimbulkan ketidak adilan dan kesewenang-wenangan.
Oh iya ding, jika pak Tengku mengatakan bahwa Surga itu berada di langit ke 7, saya khawatir besok ia akan mengatakan bahwa langit ke 7 berada di Monas. Jika sudah seperti itu maka surga hanya bisa menampung 7 juta manusia saja
Mudahan-mudahan penjelasan singkat ini bisa menjadikan Bib Zen Aljufri dan Bang Ekky langsung Inbok dan membeli batik tulisku.. Aamiin Banget Ya Allah.. Aamiin banget…
Sumber : Status Facebook Iik Fikri Mubarok
Comment