by

Energi Negatif

Kinerja pemerintahan Jokowi, dalam masa pandemi dunia ini, oleh kalangan ekonomi internasional banyak dipuji. Soal utang, jika dijelaskan secara rinci, akan ketahuan utang di jaman SBY, jauh lebih gede. Tapi tak ketahuan untuk apa. Sementara, keterpaksaan utang di jaman Jokowi, hal wajar berkait dengan utang-utang pemerintahan sebelumnya. Persoalannya tentu, bagaimana penggunaan utang itu, yang jika salah urus, akan terus jadi beban pemerintahan berikutnya.
Maka itu, Jokowi perlu diawasi. Diingatkan. Syukur bage punya energi positif membantu. Gimana cara agar neraca anggaran kita lebih banyak pendapatan daripada belanja. Minimal berimbang sajalah. Meski pun ada contoh buruk, DKI Jakarta, bagaimana APBD-nya? Tapi dari Wagub hingga penduduknya yang bernama Ridwan Saidi, bisa bilang tidak ada gelandangan di jalan protokol Jakarta! Bagaimana DPRD-nya minta naik gaji dengan proporsionalitas anggaran, bukan profesionalitasnya. Bagaimana Gubernur-nya membayar TGUPP dengan APBD tapi apa kerja dan hasilnya?
Jadi aneh jika kita ngarep semua hasil kerja keras Jokowi doang. Satu Presiden yang ampuh, tak akan ngaruh dengan rakyat yang lebih suka mengeluh. Apalagi jika nggak setuju pada Presiden terus menghasut. Padal kata Bung Karno, rakyat kuat negara kuat. Lha sekarang, mau diajari star-up anak-anak muda, pada tersinggung. ‘Sastra Minggu’ tutup saja, mau migrasi ke ‘sastra online’ males-malesan. Karena nggak ada honornya? Hufs!
Nah, soal utang tadi, otak yang dikuasai energi negatif, akan menyembunyikan warisan utang pemerintahan sebelumnya. Bukan gimana berjuang agar negeri ini menjadi surplus. Karena itu, wajar jika SBY kemudian secara insinuatif mengatakan masyarakat ‘akan’ terbelah’. Tentu saja, terbelah mendukung SBY, Cendana, Megawati, JK, dan lainnya. Tapi pasti ada angka yang bisa disebut. Soeharto yang tukang gebug saja, tidak mutlak 100% didukung. Dia malah banyak dikhianati di akhir kuasanya. Meski tak seterus-terang para pembantu Trump kemarin.
Kalau saya menyodorkan hasil survey kepercayaan publik, atas kepemimpinan nasional berbagai negara di masa pandemi ini, mungkin orang akan ketawa sinis. Saya sih senyum bangga. Karena kepercayaan rakyat Indonesia pada pemimpinnya, Jokowi maksud saya, tertinggi di dunia. Tapi tentu energi negatif akan mengatakan, itu kan hasil polling. Karena tidak menguntungkan diri dan kelompoknya, apapun akan dinegasi. Bukan sesuatu yang heroik.
Sumber : Status Facebook Sunardian Wirudono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed