by

Edward Shevarnadze

Ketika Edward sampai pada kata diatas, Imam Khomeini spontan berkata menyergah. Dan bangkit dari duduknya. Berjalan, melintas berlalu saja tanpa menghiraukan Edward.

Ini perkataannya : Sampaikan kepadanya (Mikhael Gorbachev) bahwa saya ingin membuka dihadapannya suatu ufuk yang tidak terhingga luasnya.

Beberapa bulan setelah peristiwa itu, di 3 Juni 1989 Imam Khomeini wafat. Dua tahun setelah itu, 1991, Uni Sovyet runtuh terbelah menjadi banyak negara. Induk semang komunisme hancur berkeping. Ideologi itu tak diminati oleh masyarakat dunia. Tersisa puingnya saja seperti Kuba, Venezuela dan Korut. Dan dalam surat yang sama dikisahkan juga bahwa kapitalisme juga akan menyusul tumbang tak lama setelah itu. Tanda-tandanya Kapitalisme Imperialisme akan runtuh sudah nampak dimana-mana. Kopit mempercepat geliat peradaban yang sudah hamil tua, hendak melahirkan peradaban berikutnya.

Sebelum tahun 1991 Uni Sovyet, biang komunisme, runtuh berkeping, seorang Waliyullah telah melihat keruntuhamnya di langit.

Kang Santri : Sebelum Indonesia merdeka, ada seorang Waliyyullah datang ke KH Hasyim Asy’ari. Dia ceritakan mimpi membaca Surah Ar Rum. Takwilnya Indonesia tidak ikut perang di Perang Dunia II antara Amerika dan Jepang, tapi Indonesia akan merdeka. Sama ketika Gus Dur bilang Jokowi bisa jadi Presiden. Sama ketika do’a Mbah Moen Prabowo terucap dalam do’a. Presiden berikut Prabowo-Agil Siraj.

Dul Kampret : Jadi ideologi komunisme sudah tidak diminati manusia dunia. Sudah bangkrut. Dan bukunya ada di musium dan perpustakaan. Korut, Kuba dan Venezuela itu sisa reruntuhannya.

Bung Cebong : Apa karena orang Indonesia itu penggemar telenovela ya, kok di benaknya PKI masih gentayangan. Makanya ngaji logika supaya otak tidak dicuci oleh londri Barat.

Angkringan Filsafat Pancasila

Sumber : Status facebook Abdul Munib

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed