by

E Pemilu

Kedua : Pemerataan Teknologi

Masalah kedua biasanya tantangan masalah pemerataan teknologi. Rupanya masih banyak orang yang tinggal dipelosok tidak punya hp atau tidak terjangkau sinyal.

Jawabannya, ini masalah kebijakan saja. Gampangnya, berapa jumlah saudara kita yang masih berada di daerah seperti itu? Apakah sampai 50% total suara keseluruhan? Tentu tidak bukan?

Taroklah misalnya cuma 5% saja. Nah, terserah saja, apa mau masih dipakai sistem klasik coblosan manual kayak selama ini?

Atau sedikit beralih pakai sistem semi otomatis yaitu didatangi petugas dgn TPS online, pasang antena parabola di pedalaman tembak ke satelit.

Atau daerah polosok itu mau dimajukan sekalian dengan percepatan teknologi modern. Bisa juga kan?

Pendeknya, era digitalisasi dan online bakalan menggusur semuanya. Itu jadi hal yang pasti terjadi, cepat atau lambat.

Ke depan, pemilu cukup klik satu tombol dari rumah sambil pakai kain sarung dan makan singkong rebus. Biarkan komputer menghitungnya dan saat itu juga ketahuan siapa pemenangnya.

Kalau semua sistem sudah berjalan, mau pemilu sehari tiga kali kayak minum obat pun gak jadi masalah. Tidak butuh biaya cetak ini dan itu. Suara tidak perlu dikawal-kawal segala.

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat, Lc.,MA

NOTE – Semua yang saya tulis cuma hayalan belaka, selama tidak ada yang mendukung dan masih nyaman dengan sistem purbakala.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed