by

Duo Gembrong Merindukan Bulan

Kita diberi tahu bahwa keduanya akan mendapat penghargaan karena jabatan di masa lalunya sebagai Wakil Ketua DPR. Namun, kita juga tahu bahwa mereka memperoleh jabatan itu dengan cara memalukan, yakni, membajak kemenangan PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2014 bukan? “Merampok” mungkin lebih tepat.

Sama dengan kebingungan kita terhadap sikap Presiden yang diam saja saat para minoritas mendapat perlakuan buruk dan negara seperti tak pernah mau hadir, padahal menurut data yang ada, sang Presiden bisa duduk kembali pada kursinya karena militansi mereka, kini penghinanya justru diberi penghargaan tertinggi yang dimiliki negara.

Kita bingung dan tak ada logika mampu menjelaskan peristiwa ini. Kita dibuat semakin tak mengerti pada kebenaran seperti apa harus berpegang.

Ya…,Presiden memiliki logikanya sendiri.

Yang kita tahu, pembangunan berjalan dengan baik dan benar. Yang kita mengerti, ditengah kekacauan dunia akibat bencana pandemi, investor asing masih melihat Indinesia sebagai negara terbaik bagi mereka menaruh duitnya.

Tak ada data salah tentang bagaimana Presiden mengelola negara ini. Banyak parameter dapat kita jadikan rujukan untuk menyatakan hal tersebut.

“Trus…,?”

Menebak kemana Jokowi akan melangkah, sama seperti cerita bagaimana frustasinya banyak negara didunia terhadap mencari cara terbaik tentang bagaimana melawan pandemi Covid-19.

Ada ratusan negara dengan ratusan cara telah dikerjakan, namun tak ada satupun cara terbaik telah dideklarasikan. Mereka berjalan dan meraba dalam gelap. Tak ada yang terlihat dengan jelas. Tidak satupun dari mereka pernah mengenal bencana ini. Ini adalah tentang peristiwa pertama dan tak ada rujukan dapat dijadikan asa.

Demikian pula dengan kita rakyat Indonesia, baru sekali ini kita mendapat Presiden dengan karakter seperti ini. Tak ada rujukan bagi kita menilai kemana dia akan melangkah.

Semua hanya tentang tebak-tebakkan dan bahkan kadang tanpa esensi apapun, yang penting memuji bagi mereka yang mendukungnya, dan mencela bagi mereka yang marah dan tak suka.

Namun ada satu hal yang pasti, paling tidak untuk beberapa saat kedepan, kesakralan makna Mahaputra akan menurun derajadnya hingga titik paling rendah.

Untuk sesaat kedepan, bintang Mahaputra akan dianggap penghargaan kaleng-kaleng.

Kapan bintang prestisius itu akan menempati keagungannya, atau bahkan justru benar akan tetap menjadi bintang kaleng-kaleng, sampai kita mengerti akan makna sesungguhnya kemana Presiden akan melangkah.
.
.
.
Rahayu
Sumber : Status Facebook Karto Bugel

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed