by

Dongeng Negeri Dibawah Air Laut

Sekitar 2000 tahun yang lalu hal ini tidak terjadi. Tetapi permukaan laut naik dan daratan menjadi semakin berlumpur. Rawa dapat mengalami dehidrasi dengan menggali parit. Itu dilakukan pada awal abad pertengahan dan pertengahan abad pertengahan. Berhasil.
Langkah selanjutnya adalah membuang air dari tempat terendah dengan memompa air dengan kincir angin. Sayangnya ketika mengambil air, permukaan tanah mulai semakin rendah, dan semakin rendah. Jadi sekarang hampir separuh negara berada di bawah permukaan laut.
Bahkan bandara Internasional Schiphol yang besar dan supersibuk itu berada 2,5 meter di bawah permukaan laut. Di Belanda akan memahami bahwa insinyur dalam hidrografi melakukan pekerjaan penting yang mengatur tabel air, menggunakan beberapa kanal, pompa, dan ramalan cuaca.
Oleh kondisi alamnya, Belanda memiliki banyak tanggul, pompa, dan bukit pasir di sepanjang pantai.
Ini dilakukan untuk menjaga kota agar tidak terendam air, karena kota yang memiliki wilayah di bawah permukaan air laut biasanya berisiko mengalami kebanjiran karena berbagai kondisi alam.
SELAIN AMSTERDAM, ibu kota Denmark, Kopenhagen, yang berada di Pulau Zealand, juga memiliki ketinggian paling rendah sekitar 0,9 meter di bawah permukaan laut dan wilayah paling tingginya adalah 91 meter di atas permukaan laut.
Kopenhagen merupakan pulau yang paling banyak penduduknya di Denmark. Di Kopenhagen, pemerintahnya membangun tanggul untuk mencegah banjir dan gelombang badai masuk ke wilayah daratan.
Kota Baku, ibu kota Azerbaijan adalah ibu kota yang letaknya paling rendah di bawah permukaan laut, yaitu 28 meter di bawah permukaan laut.
Kota ini juga menjadi kota terbesar di dunia yang berada di bawah permukaan laut.
Baku adalah salah satu wilayah di tepian laut Kaspia.
Cara pemerintahnya menanggulangi banjir adalah dengan membuat waduk-waduk, tanggul, hingga bangunan pelindung pantai.
Selain nun di Eropa sana, negara tetangga kita juga ada yang letaknya di bawah permukaan laut, adalah kota Singapura di Republik Singapura.
Sebagian besar wilayah Singapura berada sekitar 15 meter di bawah permukaan laut. Namun, rata-rata wilayah Singapura berada di ketinggian 0 meter di atas permukaan laut.
Dalam waktu tertentu, wilayah Singapura juga bisa terkena banjir, misalnya ketika ada badai atau ombak yang tinggi.
Karenanya, di Singapura juga dibangun sistem saluran air yang bisa mengatasi masalah itu.
EROPA sudah melewati “Sunatullah”. Dengan membuat dam dan kincir angin.
Kini mereka sedang menghadapi perubahan iklim. Mencairnya gunung es memengaruhi ketinggian air laut yang semakin meningkat akibat air yang semakin meluas karena suhu panas dan es di kutub yang meleleh.
Negara-negara seperti Belanda dan negara-negara lain dengan pesisir akan melihat perubahan besar dalam jangka panjang.
Tantangan berikutnya : bisakah Belanda menangani kenaikan permukaan laut setinggi 6 meter selama 30 tahun mendatang tanpa kehilangan daratan karena lautan?
Sebagian besar darinya negara memulihkan tanah dengan membangun bendungan dan tanggul. Tetapi sebagian besar negara telah berada di atas permukaan laut dan akan tetap demikian dalam waktu dekat, mungkin lebih lama.
Orang Eropa tidak menyerah dan berdalih dengan menyebut “Sunatullah” ungkapan andalan Anies Baswedan yang kini jadi dagelan
Sumber : Status Facebook Supriyanto Martosuwito

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed