by

Dongeng Jutaan Kotak Korek Api

Persoalan pertama jika tidak percaya soal ini, ambil seekor kutu anjing (itu kalau kutunya punya ekor, dan pastikan Anda punya anjing) kemudian cari kotak korek api. Cuma, agar terlihat cerdas, search di google, dan bertanyalah pada beliau mengenai data fisik dan profil kutu anjing ini.

Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api, ia mencoba melompat tinggi. Namun selalu saja terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi, terbentur lagi. Coba lagi, tergentur again. Terus begitu dan begitu terus. Berkola-kali, sampai pun berkoang-kaing. Sehingga kemudian ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. 

Itu testimoni beliau (sang kutu anjing), yang sumpah mampus frustrasi permanen, karena tubuhnya jadi sakit. Berkali-kali kebentur karton dinding korek api. Sayangnya belum ada dokter hewan yang sudi menjadikannya pasien.

Kutu anjing pun mulai berpikir, “Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini, hiks, cape dueh,…” 

Perlahan, setelah berpikir, ia pun mengambil keputusan diam-diam. Loncatan beliau, disesuaikan dengan tinggi kotak korek api.

Dan aman. Tak lagi ia merasa membentur tembok. 

Saat itulah beliau menjadi sangat yakin, “Nah benar ‘kan? Kemampuan saya memang cuma segini. This is me!”

Ketika kutu anjing itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, eh beliau masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya memang hanya setinggi kotak korek api. Dan ketika ia mencoba melenting sekuat tenaga, yah, memang hanya setinggi itu semata. Karena dibentuk oleh kebiasaannya.

Sang kutu anjing pun, hidup seperti itu, hingga akhir hayat dikandung badan. Kemampuan yang sesungguhnya, yakni meloncat 300 kali tinggi badannya, tidak tampak lagi.

Kehidupannya telah dibatasi terutama oleh mindsettnya.
Anda tentu bukanlah kutu, dan apalagi juga tentu bukan anjing. Sumpah, dan I believe! Namun, betapa tak sedikit, yang terkungkung di dalam kotak korek api kehidupan ini.

Misal saja, Anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya. Maka dia akan sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika Anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan Anda.

Teman kerja, juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika teman Anda berkata, “Ngapain sih, kamu kerja keras seperti itu? Kamu nggak bakalan dipromosikan, kok.”

“Ngapain sih, sok kritis, kita ini bangsa kerdil. Jangan idealislah, realistis aja,…”

“Udah deh, turutin mereka saja, daripada dituding kita jualan barang haram. Jangan bikin cafe minuman ama roti, bikin aja yang sesuai selera mereka, warung masakan Arab yang dijamin halal!”

Dan seterusnya. Begitu banyak kotak korek-api di sekitar kita. Bahkan, di dalam dirimu sendiri.

 

(Sumber: Facebook Sunardian Wirodono)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed