by

Dilepas di Bogor, Jokowi Tak Ingin Kodok-Kodoknya Lekas Mati

 

REDAKSIINDONESIA – Jokowi dan kodok-kodoknya. Topik kodok kembali hangat setelah Presiden Jokowi melepaskan tiga karung kodok berjumlah 150 ekor di halaman depan kompleks Istana Bogor pada Minggu pagi (3/1/2016). Selain itu, Presiden Joko Widodo juga melepas 190 ekor burung di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Informasi yang dihimpun dari fotografer Presiden Joko Widodo, Agus Suparto, Jokowi melakukan itu usai berkegiatan di acara Car Free Day Kota Bogor, Jawa Barat. Berbagai komentar pun berdatangan ketika foto Jokowi dan kodok-kodoknya dipampang di situs pemberitaan dan juga media sosial. Termasuk di antaranya adalah kicauan Putra Jokowi, Kaesang, di akun Twitter-nya @kaesangp, “Terima kasih Pak Presiden @jokowi karena melepas banyak kodok. Dengan begini, bakal lebih banyak #kecebong.”

Ada juga yang mengomentari makna dari kelakuan Presiden tersebut sebagai perwujudan energi cinta kasih yang disebarkan ke seluruh pelosok negeri. Bukan saja mencintai negeri dan rakyat, tapi juga mencintai semua mahluk di bumi pertiwi ini. “Untung hobi Presiden memelihara kodok. Bayangkan kalau hobinya memelihara kuda?”

Komentar-komentar demikian menghiasi ruang publik dunia maya. Entah bernada pujian, sarkas, satir, sampai cacian pun berseliweran. Masyarakat sepertinya juga sudah sama-sama tahu bahwa, ada julukan khas bagi para pendukung Jokowi yang disebut ‘kecebong’. Sepertinya, label tersebut merebak sedari masa Pilpres 2014. Mungkin juga sebelumnya. Barangkali karena Jokowi suka pelihara kodok sebagai latar belakang julukan atau yang lain, tapi panggilan ‘kecebong’ sudah kadung populer, dan hingga kini entah sampai kapan kadaluwarsanya.

Kalau mau ditelusuri lagi, mungkin kita bisa mundur sejenak ketika Jokowi resmi dilantik sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan di Republik ini. Waktu itu, puluhan kodok peliharaan Presiden Jokowi di rumah dinas Gubernur DKI, ternyata sudah mati semua.

“Apanya yang mau dibawa, kan kodoknya sudah pada mati semua,” kata Tunjung, seorang anggota staf pengamanan dalam (pamdal) rumah dinas Gubernur, Tunjung

Sang penjaga rumah dinas gubernur, Katman, juga mengatakan hal yang sama. Menurut Katman, Jokowi tidak membawa serta kodok-kodoknya ke Istana Merdeka karena mereka sudah mati. Kodok-kodok itu, lanjutnya, mati karena gemar loncat ke rumput yang kering.

“Jadi dari kolam itu, kodoknya suka loncat ke rumput kering. Nah susah balik lagi ke air, jadi banyak yang mati kodoknya sekarang,” kata Katman yang sudah menjaga rumah dinas gubernur selama 28 tahun.

Menurut Katman, kodok-kodok itu menjadi penghibur Jokowi di kala senggang. Selama dua tahun menjabat sebagai Gubernur, Jokowi memelihara puluhan kodok di kolam ikan belakang rumah dinas gubernur. Jokowi ingin menghadirkan suasana alam di rumah, terlebih saat hujan.

Kebiasaannya memelihara kodok tidak hanya dilakukan saat menjadi gubernur. Ketika menjadi Wali Kota Surakarta, belasan kodok dilepasliarkan di halaman belakang rumahnya. Setiap turun hujan, Jokowi tinggal duduk dan menikmati suara kodook yang dianggapnya menenangkan.

“Supaya kalau malam ada suara kodok, kung-kong, kwang-kwong, kwang-kwong. Kan enak, jadi fresh otaknya,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Dari kilas balik berita di atas, mungkin inilah alasan mengapa Jokowi melepaskan kodok-kodok itu di Istana Bogor;

Pertama, kondisi iklim Kota Bogor yang lebih lembap dan basah ketimbang Jakarta mungkin dinilai lebih sesuai dengan habitat kebanyakan kodok.

Kedua, Mungkin supaya kodok-kodok itu tidak mati lagi sehingga dilepaskan begitu saja di halaman istana. Padahal, Jokowi juga sudah melepaskan kodok-kodok yang baru ketika pindah ke Istana Merdeka.

“Ya semua barang saya dibawa (ke Istana). Kalau barangnya inventaris gubernur ya ndak. Kodok-kodok juga sudah dibawa (ke Istana), kamu lihat nanti,” ucap Jokowi saat itu.

Oleh karena akhir-akhir ini Presiden lebih sering berdinas di Bogor yang terkenal dengan julukan Kota Hujan, beliau pun sepertinya ingin menghadirkan kembali suasana yang menemani kebiasaan Jokowi mendengarkan suara kodok ketika hujan.

Semoga kodok-kodok itu tidak lekas mati, sebagaimana semangat para ‘kecebong’ yang terus hidup untuk mengawal kinerja pemerintahan Jokowi.

 

Sumber: Detik.com, Kompas.com

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed