by

Dibuli Oleh Berbagai Pihak

Suatu versi belum tentu salah dan belum tentu baru hanya karena kita belum pernah mendengarnya. Di ruang-ruang rahasia tarekat-tarekat selama ratusan tahun versi-versi itu ditransmisikan secara personal dan jika pun ditulis hanya dapat diakses oleh mereka yang terinisiasi ke dalamnya. Pada agama-agama purba baik dalam Hellenisme, maupun dalam Mesopotamianisme, dan Hinduisme dll “mysteries” itu dipelihara dalam tradisi lisan dan kadang-kadang “kehilangan makna semula” ketika mengalami skripturalisasi. Komunitas-komunitas yang lebih dulu melakukan skripturalisasi dan berkuasa dan akhirnya menjadi mainstream dan populer menjadi merasa lebih berhak atas kebenaran klaim mereka.

Jika Anda beragama Islam, jika Anda seorang Syiah, atau jika Anda seorang Kristen, ketika Anda memberi komentar negatif terhadap versi-versi keagamaan dari tradisi iman yang saya anut, maka Anda termasuk dari apa yang disebut Todd Olson itu sebagai wujud dari konsekuensi skripturalisasi tradisi lisan yang semula personal, rahasia dan tertutup. Di lain pihak, orang-orang pseudo-sekuler bergerak dalam cara yang sama dengan orang-orang “mabok agama” terhadap versi yang minoritas, ketika menghadapi yang berbeda dari arus utama dan asing baginya dengan mengartikulasikan segala hal yang benar menurutnya ialah yang berhubungan dengan versi mainstream dan mayoritas. Hal ini telah beberapa kali saya alami dari orang-orang yang mengaku ateis atau agnostik.
Tord Olson menyebutnya sebagai pseudo-intelektualisasi 

Sumber : Status Facebook Gayatri Muthari

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed