by

Dendam yang Membara

Dan dalam beberapa kasus…, malah kita belum berupaya pun yang kita cari sudah hadir di depan mata kita.

Coba kita buat target punya tabungan puluhan juta…: pada bulan pertama kita pakai Force…, dan bulan selanjutnya kita pakai Power.

Pasti hasil yang diperoleh menggunakan Power…, jauh-jauh lebih keren.

Kita nanti pasti akan bingung…, ini duit siapa sih pada dateng sendiri.

Kita boleh buktikan sendiri.

Dengan Force…, banyak melesetnya…, kalaupun tercapai benar-benar melelahkan.

Dulu ada aliran “massive action”…, yaitu sebuah aliran dimana katanya kunci kesuksesan adalah kerja keras mati-matian…, habis-habisan.

Kalau masih belum tercapai…, maka itu tanda kita masih kurang kerja keras dan kurang “habis-habis”an kerjanya.

Kita harusnya memahami…, bahwa getaran pikiran dan perasaan ikut menentukan hasil.

Tetapi jika kita menggunakan kebencian dan dendam…, sebagai penggerak action kita…, malah semua apa yang kita inginkan jadi sulit tercapai.

Misalnya…: Saya benci dengan keadaan saya punya banyak hutang…, saya benci orang yang saya cintai menikah dengan orang lain.

Lihat…, awas kamu ya…!

Kamu bakalan menyesal telah meninggalkan saya…!

Amarah itu membangkitkan api semangat menggebu-gebu bagi saya…, dalam mengejar impian.

Namun apa yang terjadi….?

Semua malah tambah sulit…, utang saya malah tambah banyak.

Jika kita bahas cuplikan pengalaman ‘saya’ di atas…., maka nampak sekali bahwa ‘saya’ menggunakan Force…, yaitu Marah…, Benci…, Keinginan dan Hasrat yang sangat kuat terhadap sesuatu.

Ya…, pantas saja hasilnya amburadul.

Dan jika ‘saya’ berhasil mendapatkan apa yang ‘saya’ inginkan .., maka sudah bisa dipastikan semuanya akan amblas…, hilang satu per satu.

Oleh karena itu…, semenjak kita menyadari bahaya penggunaan Force…, maka sebaiknya kita berhenti menggunakan itu untuk menggapai keinginan kita.

Sebaiknya…, kita lebih banyak membawa ke zona Ikhlas…, Menerima/Nerimo ing pandum…, Syukur dan Paarah….; karena di sana lah wilayah Power.

Pertanyaannya…: apakah Force itu sedemikian buruk….?

Tidak…., dalam kadar yang tidak berlebihan itu bermanfaat…, namun jika berlebihan akan menjadi racun dalam kehidupan.

Kita ambil contoh…: dalam Force ada Rasa Bersalah.

Rasa Bersalah ini pada awalnya sangat bagus…, untuk mendorong orang melakukan Permintaan Maaf dan Bertaubat.

Namun jika berkepanjangan…, akan sangat berbahaya.

Tahukah kita…, bahwa Rasa Bersalah yang berkepanjangan…, merupakan perasaan yang paling dominan…, yang membuat orang melakukan bunuh diri.

Oleh karenanya…, Rasa Bersalah menurut penelitian David R. Hawkins, M.D., Ph.D., berada di level terbawah yang sangat menyedot energi manusia.

Artinya…, Sangat Berbahaya.

Hal itu pula yang menjadi sebab…, mengapa salah satu kunci keajaiban dalam hidup adalah Memaafkan…, yang dalam hal ini termasuk Memaafkan Diri Sendiri.

Memaafkan akan membuat kita bisa Menerima Diri Sendiri…, dan Menerima Kenyataan…, yang pada akhirnya kita bisa Bersyukur serta Mengambil Hikmah.

Oleh karenanya…, Memaafkan masuk ke dalam kategori Power.

Dan jika kita sadari…, inilah sebabnya kenapa Tuhan juga mengenalkan Diri-Nya sebagai Maha Pengampun…, karena ketika manusia menyadari adanya sifat Maha Pengampun…, manusia akan terbebas dari rasa berdosa dan rasa bersalah yang berkepanjangan.

Semua sifat Tuhan yang kita kenali…, sebenarnya bertujuan untuk membawa setiap manusia menuju zona Power…, bukan zona Force.

Namun yang terjadi…, tidak sedikit orang beragama…, yang jiwanya kecanduan menggunakan Force…, bukan Power.

Beragama…, tapi sering pakai energi negatif.

Apapun pekerjaan…, karir…, kegiatan…, bahkan pernikahan yang di dalamnya dibangun dengan energi Force…, pasti tidak akan lancar…, berantakan…, amburadul.

Kadang manusia yang belum menyadari ini…, akan melemparkan keadaan itu kepada Tuhan.

Oh ini ujian…, oh ini cobaan dari Tuhanku…!

Sebaiknya introspeksi dulu…, cek diri kita…, kalau sedang dan sering menggunakan Firce ya itu salah kita sendiri.

Sebenarnya…., Tuhan sudah memberikan password kepada kita…, untuk insan-insan yang dekat dengan-Nya dipanggil dengan panggilan…: Wahai jiwa yang tenang.

Bukan Wahai jiwa yang sukses…, tapi Jiwa yang tenang.

Coba cermati…, ada kata Tenang…; itu jelas Power…, bukan Force.

Jiwa yang galau…, jiwa yang penuh keinginan…, jiwa yang penuh kemarahan…, jiwa yang penuh dendam…, ya jauh dari Tuhan.

Jadi…, ciri sederhana saat kita “jauh” dari Tuhan adalah…, saat diri kita didominasi pikiran dan perasaan di zona Force.

Dan saat kita “mendekati” kualitas Tuhan…, maka diri kita dipenuhi dengan pikiran dan perasaan di zona Power.

Mari kita renungkan.

Kita Takut kepada Tuhan…, atau Mencintai…?

Takut itu Force…, dan Mencintai itu Power.

Nah…, apa kesimpulannya….?

Selalu tanyakan ke dalam diri…: Sekarang saya sedang menggunakan Force atau Power….?

Jika kita menghadapi banyak kesulitan dalam bidang apapun…, di awal boleh saja kita mengatakan ini ujian hidup.

Tapi kalau terus menerus dan berkepanjangan…, jelas itu sebuah sinyal dari kehidupan…, bahwa kita terlalu didominasi oleh Force.

Termasuk dalam berdo’a…, kita pakai Force atau Power…?

Mari lebih peka dengan segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita…, karena alam semesta selalu menuju titik harmoni…, ia pun akan mengajak kita ke titik harmoni tersebut.

Baca tanda-tandanya…, apakah kita menggunakan Force atau Power.

So.. , mengawali hari ini…, mulailah dengan pertanyaan…: “Hari ini aku mau menjalani hidup dengan menggunakan force atau menggunakan power…”?

It’s your choice.

Rahayu

Sumber : Status facebook Buyung Kaneka Waluya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed