by

Dana Ketahanan Energi Sebagai Benteng Ekonomi

 

Oleh: Denny Siregar

Kalau Anda perhatikan dengan benar, ada hal yang menarik yang dilakukan pemerintah Jokowi ini. Mereka seperti “rakus” mengambil dana dari sisi mana saja. Dari asuransi, dari transportasi bahkan dari umrah. Mereka melakukan banyak akuisisi dari “cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak” yang selama ini dikuasai swasta.

Pertanyaannya untuk apa? Jawaban yang paling mudah adalah untuk membayar utang luar negeri dan juga untuk pembangunan infrastruktur. Utang warisan masa lalu memang top, mencapai lebih dari 3 ribu triliun. Untuk membayar pokok dan bunga yang terus naik, terutama untuk utang jangka pendek dan jatuh tempo, pemerintah terpaksa harus berutang lagi.

Utang dibayar dengan utang memang tidak bagus, tetapi mau bagaimana lagi? Kalau gagal bayar, kita bisa dicap sebagai negara gagal bayar dan itu berpengaruh pada investasi. Itu adalah solusi jangka pendek.

Solusi jangka panjang supaya kita tidak terjebak terus dengan utang yang bunganya naudzu billahi minzalik, maka kita harus membangun sumber pendapatan baru. Disitulah pemerintah melakukan banyak akuisisi untuk menambah pendapatan.

Selain akuisisi itu, pemerintah juga menutup “lubang tikus” di sisi pajak, dan kita sudah membaca statement dari Menkeu bahwa pajak kita tahun ini mencapai 1000 triliun. Pencapaian luar biasa yang sebenarnya biasa saja. Seandainya pemerintah dulu gak cuek bebek, maka sejak dulu kita sudah berhasil mencapai target pemungutan pajak. Dan kita ga perlu kagetan kayak gini.

Tetapi masih ada yang nyinyir juga mengatakan, kalau pajak sdh terealisasi begitu besar kenapa pemerintah masih memungut uang bbm dari turunnya harga minyak 5 januari nanti ?

Pemerintah memang mengambil uang 200-300 rupiah dari setiap liter bbm. Seharusnya harga bbm turun karena harga minyak dunia turun, tetapi pemerintah masih menambah “pungutan” sehingga turunnya harga di masyarakat tidak signifikan.

Yang nyinyir harus paham, bahwa harga minyak tidak selamanya turun. Ada satu waktu harga itu naik tinggi. Nah, apakah ketika naik tinggi, Anda tidak pake protes?

Dana pungutan 200-300 rupiah itu dimasukkan sebagai Dana Ketahanan Energi. Ada undang-undangnya. Nah, DKE ini dipergunakan untuk beberapa hal.

Satu, sebagai dana cadangan kalau harga minyak naik tinggi. Dengan dana itu, pemerintah bisa menahan harga supaya harga minyak tidak terlalu tinggi di sini. Bisa dibilang, ini dana cadangan untuk subsidi nanti.

Kedua, dana itu juga bisa digunakan untuk membayar utang yang membebani. Kita butuh pendapatan dari mana saja untuk membayar utang. Tidak bisa hanya bergantung dari pajak, karena uang pajak itu sebagian besar untuk “biaya operasional” negara.

Ketiga, ini yang harus diperhatikan. Sumber energi kita yang dari fosil, pasti akan habis satu waktu karena terus digali. Nah, kalau habis kita harus beli lebih mahal dari negara lain. Karena itu, kita harus mulai melakukan eksplorasi untuk menemukan energi yang terbarukan. Jadi, dana ini fokusnya digunakan juga untuk membangun pertahanan energi. Harus ditemukan sumber baru atau ciptakan.

Itulah gunanya Dana Ketahanan Energi.

Jadi, kalau Anda beli bensin 10 liter misalnya, maka Anda membantu negara dengan menyisihkan 10 liter x 300 rupiah, alias cuma tiga ribu. Gitu aja teriak kayak kucing disundut api pantatnya.

Anggap saja, Anda mentraktir negara ini dengan “secangkir kopi” setiap membeli bensin. Toh, kalau pertahanan energi kita kuat, maka harga minyak kita di dalam negeri bisa stabil.

Apakah Anda lebih rela uang pungutan itu dimakan sekelompok orang berperut buncit seperti kemarin-kemarin? Pemerintah sudah jujur dengan mengumumkan selisih harga dengan terbuka dan untuk apa kegunaannya.

Apa yang dilakukan pemerintah sekarang, memang baru terlihat hasilnya sekian tahun di depan. Mungkin bukan buat kita, tapi anak cucu kita. Era mereka nanti, negara kita bisa lebih kuat pertahanannya di sisi ekonomi. Mereka bisa lebih sejahtera. Kan itu toh yang selalu diidamkan kita sebagai orang tua?

Jadi sebelum tereak, ingatlah pepatah “berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian” maka pahami dulu, biar tidak malu belakangan.

Sumber: dennysiregar.com

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed