by

Dalam Damai Kebenaran Itu Nyata

Tapi tidak dengan keluargaku #02 yg tetap menjaga jarak aman, entah karena memang kuat berlama2 memendam perasaan, atau karena kekompakannya, atau memang semua menghindari konflik yg lebih meluas lagi, atau bisa juga mereka gerah dengan kemilitanku.

Lain lagi dengan saudara2ku yg Syiah, semuanya adalah #01 dan Ahoker. Untuk urusan keimanan mereka sangat paham ilmu dan mengamalkan dengan taat, dan semua itu bikin aku merasa gentar buat ajak diskusi, takutlah yaa kelihatan begonya aku nanti. 
Jadilah aku terpaksa banyak belajar dari Ustadz2 papan atas tentang Syiah dan aku merasa banyak cocoknya. Antara lain karena kita diharuskan berpikir dan bebas menentukan pilihan setelah tau hukumnya. Seperti aku yg gak mau berhijab karena memang gak masuk akalku jika Allah itu akan menyamaratakan gaya fashion untuk seluruh dunia. Sedangkan warna kulit pun dibuat berbeda, warna rambutpun demikian karena semua sesuai dengan alamnya. 
Tampilan mereka khas Syiah Nusantara, santai tanpa janggut apalagi jidat hitam, gila kerja, suka merantau, jelaslah mereka berusaha banget buat hidup layak dunia akherat. Dan kami gak ada yg berani mendebat mazhab mereka, walaupun sering jadi bahan gunjingan hot sebagian saudara (secara tertutup) karena dinilai sesat.

Mgkn akupun dituduh sesat karena aku memang nyeleneh serba gak jelas dan serba suka-sukaku, sewaktu remaja pernah coba jadi radikal sebentar, sekitar setahun tapi ya aku gak betah karena dunia ini jadi serba salah semuanya, rasanya seperti mematikan impianku untuk meraih hassanah dunia akherat.

15 tahun terakhir ini aku sempat rajin bersurau dan ikut suluk tapi aku mulai mundur perlahan karena ternyata banyak yg mendukung khilafah disana.

Dimata keluarga besarku pun kesesatanku ini sedikit dibawah Syiah, dan jadi bahan guyonan dan sindiran dari mereka yang merasa paling benar sebagai ahli ibadah.

Tapi sekarang aku berubah lagi, belakangan aku mulai jatuh cinta sama NU, karena ternyata hidup ini memang harus dibuat ringan dan ceria, beragama itu harus menyenangkan. Penuh canda dan harus Indonesia banget… 
Pokoknya bayangan gaya ala Gus Dur yg suka humor walaupun pemikirannya menembus ruang dan waktu seabad didepan. 
Sekarang rasanya jadi gak banyak beban untuk menjalani, enaknya jadi yg “bukan santri” ya gitu deh…banyak dimaklumi.

Yg jadi masalah keluarga memaksaku untuk memilih dan menjalankan salah satu mazhab, gak boleh campur sari begini.

Tapi ini pilihanku, aku yg gak mengerti urusan mazhab, semua yg baik dan cocok aku pasti suka… 
Aku cuma mau bilang, maafkan aku yg gak gampang patuh dan sering semaunya. 
Aku hanya ingin berTuhan, karena aku butuh kekuatanNya. 
Aku cinta semua ajaran baik. 
Aku hormat terhadap semua wali-wali Allah yg sudah menebarkan ajaran kebaikan dalam agama apapun di dunia ini. 
Aku benci ajaran yg bernafsu mengejar surga. 
Aku marah jika agama jadi penuh ancaman dan azab.

#GolputMazhab

 

(Sumber: Facebook Faraumaina Sandy)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed