by

Cukup 1T Bisa Beli Cawapres

Praktek sogok menyogok dalam dunia politik yang konon dilakukan sembunyi-sembunyi kini sangat jelas di depan mata. Tak tahu malu, bukan hanya si penyogok, yang disogokpun pura-pura begok berlagak tak tahu menahu.

Bagi orang kecil, duit “dalam kardus” berisi 1 triliyun mungkin susah dibayangkan. Berapa “kardus” yang bakal buat bungkus pun tak terpikirkan. Bagi Wong cilik, makan satu kali di warung angkringan habis kurang lebih 10 ribu rupiah udah kenyang. Bayangkan aja jika kamu makan di warung tersebut sebanyak 100 juta kali. Tak perlu kerja, sampai mati pun duit itu bakal sisa.

Lalu yang jadi pertanyaan, apakah seorang pengusaha yang notabene selalu mencari untung di setiap bisnisnya rela duit 1 T dilepas begitu saja tanpa memikirkan keuntungan yang ingin didapat? Apa iya dia gak mikir berapa duit yang balik yang bakal diterima setelah berkuasa?

Ketika sudah kaya raya, merasa apa-apa bisa dibeli, apalagi sih yang dicari selain menjadi seorang penguasa? Celakanya, dia pikir kekuasaan bisa dibayar tunai.

Ketika kekuasaan bisa dibeli, dan kalau sampai terbukti berhasil menjadi penguasa lewat transaksi jual beli, betapa rusaknya proses demokrasi di negeri ini. Orang akan berlomba-lomba memperkaya diri, toh soal jabatan bisa diselesaikan via transferan.

Mari cegah hal itu jangan sampai terjadi di negeri yang kita cintai ini. Selamatkan demokrasi, selamatkan negeri dari kelompok yang mikirnya ah semua bisa dibeli.

Wisnu Panca

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed