by

Covid di Antara Letak Geografis, ras dan Perilaku, Indonesia Beruntung

 

Kasus Covid di AS dan Brasil

Dilaporkan oleh departemen kesehatan negara bagian di Amerika bahwa hari Rabu (24/6) saja ada 38.115 orang yg tertular. Kasus ini melampaui kasus harian tertinggi yang terinfeksi pada tanggal 25 April 2020 yaitu 34.203 kasus. Texas, Florida dan California tercatat tiga negara bagian yang melaporkan lebih dari 5.000 kasus baru masing-masing dalam satu hari.

Pada tanggal 25 Juni, warga AS yang terpapar bertambah tinggi, dalam 24 jam yang tertular +47,341, total positif 2,552,956, total kematian 127,640 jiwa, yg meninggal dalam 24 jam +663 jiwa, yang total sembuh 1,068,703 orang.

Koordinator koronavirus Gedung Putih Deborah Birx bahkan memperingatkan bahwa pandemi itu dapat membunuh 200.000 orang Amerika. Ia mengatakan kepada NBC News bahwa Amerika Serikat bisa mencapai 200.000 kematian, jika tak ada kebijakan bersama untuk mencegahnya. 

Letak geografis AS diantara 24 derajat LU – 49 derajat LU. Total jumlah penduduk AS 330,981,104 jiwa. Sensus 
Amerika Serikat secara resmi mengakui enam kategori 
ras: Amerika Kulit Putih, Kulit Hitam atau Afrika-Amerika, Indian Amerika dan Pribumi Alaska, Asia-Amerika,

Sementara Brasil yang juga terletak di benua Amerika menduduki kasus covid tertinggi kedua didunia, jumlah yang terinfeksi 1.280.054 orang, kasus baru (24 jam) +46,907, total meninggal 56,109, meninggal dlm 24 jam +1,055, total sembuh 697,526. Letak geografis Brazil diantara 5°16 LU – 33°45 LS. 

Dari sisi Ras, pada masa kedatangan bangsa Eropa, terdapat sekitar 2.000 suku dan bangsa, tetapi pada abad ke-16 menghilang akibat penaklukan oleh bangsa Eropa dan terjadi asimilasi dalam populasi 
Brasil. Total jumlah penduduk Brasil 212,541,690. Dalam sensus IBGE terakhir (2010), 817,000 orang Brasil menyatakan diri mereka sebagai penduduk asli.

Kasus Covid di Indonesia, 26 Juni 2020 

Indonesia terletak diantara 6 derajat LU (Lintang Utara) – 11 derajat LS. Dikonfirmasi yang positif 51.427 (dlm 24 jam +1.240), total sembuh 21.333, total meninggal dunia 2.683 (dlm 24 jam +63). Sementara lima besar kasus covid di Indonesia :

Jawa Timur, total positif, 10.901, sembuh 3.429, meninggal 796. DKI Jakarta, total positif, 10.726, sembuh 5.542 meninggal 616. Sulawesi Selatan total positif, 4.496, sembuh 1.617 meninggal 157. Jawa Tengah total positif, 3.097, sembuh 1.030, meninggal 150. Jawa Barat total positif 3.014, sembuh 1.498, meninggal 175.

Analisis

Corona Virus Covid-19 kini semakin meneror sebagian negara, terjadi serangan mematikan tertinggi dunia kini di Benua Amerika. Misteri belum juga terpecahkan karena covid terus bermutasi, tipe berbeda. Pada penelitian awal disebutkan kecurigaan bahwa ini rekayasa manusia. Karena berasal dari Wuhan, provinsi Hubei, maka Negara Republik Rakya1t Tiongkok yang paling disalahkan.

Teori lain mengatakan bahwa covid menjadi lebih ganas di negara beriklim sub tropis (23,5 – 70 derajat LU). Selain itu ada penelitian yg menyebutkan Covid diciptakan, diarahkan kepada Ras tertentu, terutama ras kulit putih, Kauskasian (belum secara resmi dibuktikan).

Secara umum, teori dan pemahaman yang diyakini benar di negara manapun, penyebaran covid ditularkan lewat droplet, mudah menyasar orang yang rentan, sangat terkait perilaku manusia, dan sangat mematikan bagi mereka yang lanjut usia, atau yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, ginjal, jantung, cancer. 

Nah, dari data kasus AS, Brasil dan Indonesia, dengan penduduk masing-masing diatas 200 juta, menjadi kasus yang menarik untuk diteliti kondisinya. Teori letak geografis (virus ganas awalnya lebih banyak di kawasan subtropis), terpatahkan karena Brasil sebagai negara tropis kini kasusnya meningkat terbanyak kedua di dunia setelah AS. Mungkin kondisi musim ada pengaruhnya, saat menyebar negara2 di Eropa masih dingin, covid ganas.

Teori bahwa Ras kulit putih banyak yang menjadi korban cukup masuk akal, baik di beberapa negara Eropa (Italia, Spanyol, Inggris, Jerman), Rusia dan Brazil warga kulit putih menjadi sasaran utama. Ras di AS adalah Amerika Kulit Putih (Kauskasian) , Kulit Hitam atau Afrika-Amerika, Indian Amerika dan Pribumi Alaska, Asia-Amerika.
Selain ras khusus kulit putih, covid juga menulari ras lainnya walau tidak seganas kalau menginfeksi ras kulit putih.

Total jumlah penduduk Brasil 212,541,690. Dari sejarah penaklukan orang Eropa ke Brasil, terjadi adimilasi. Dari data ras, dalam sensus IBGE
terakhir (2010), hanya 817,000 orang Brasil menyatakan diri mereka sebagai penduduk asli. Berarti jumlah ras kulit putih sangat dominan, diatas 200 juta, ini titik rawannya.

Sementara di Indonesia tercatat ada empat ras utama yaitu ras Melayu Mongoloid, golongan Weddoid, Negroid dan golongan Papua Melanesoid. Kondisi ini mirip dengan RRT yang penduduknya adalah ras Mongoloid. Pernah ada penelitian bahwa tipe virus Corona di RRT bermutasi, nyaman dengan ras Mongoloid. Tetapi saat virus tipe yang sama menginfeksi kawasan Eropa, berubah ganas dan lebih mematikan bagi ras kulit putih (kauskasian). 

Menurut Lembaga Eijkman virus yang beredar di Indonesia ada tiga tipe, tetapi berbeda dengan tipe yang ada di negara-negara lainnya. Di sini, virus corona covid-19 sudah bermutasi, tetap menulari tetapi tidak seganas tipe yang di AS dan Brazil korban adalah kelompok rentan.

Apabila ditinjau dari perilaku, baik di AS, Brazil atau Indonesia ada kemiripannya. Ada kecenderungan sebagian masyarakat tiga negara ini yang sulit diatur, ingin bebas, tidak peduli, tidak disiplin dan tidak takut dengan covid. Karena di AS dan Brazil ras warganya kemungkinan besar target covid, mereka mudah tertular, korban yang meninggal banyak, berbeda dengan Indonesia yang rasnya berbeda.

Di Brazil, pasien meninggal karena virus corona sudah menembus angka 50 ribu orang. Di wilayah Rio de Jainero, hampir 9 ribu orang meninggal karena virus corona. Mengenaskan karena antaranya sekitar 181 perawat di Brasil meninggal, kasus kematian tenaga perawat tertinggi di dunia. Pada bulan Mei saja tercatat ada 12.000 perawat tertular.
(Mengerikan, mayat sulit diangkut karena keterbatasan fasilitas).

Indonesia jelas beruntung walau sebagian warganya bandel, dan sebagian tidak faham, tetapi covid seperti di Wuhan, di sini nyaman dengan imunitas ras mongoloid Melayu. Lagipula upaya pemda dan informasi Gugus tugas, muncul rasa takut dari mereka yang rentan sehingga membatasi diri), penularan tidak seganas di AS atau Brasil. Disini korban meninggal rata2 37 jiwa/hari, bandingkan dengan AS dan Brasil, ratusan dan bahkan ribuan kematian perhari (menggiriskan). Selain itu pemerintah juga semakin aktif menekankan aturan dan protokol kesehatan.

Kesimpulan

Kasus covid masih tetap menjadi misteri, tipe virus berbeda-beda karena terus bermutasi, sehingga masih dibutuhkan waktu lama untuk menemukan vaksin. Tidak ada cara bagi kita untuk menolong diri dan bangsa secara umum. Memprihatinkan masih terjadi kasus mengambil paksa jenazah terpapar covid oleh keluarga dan masyarakat, bukti bahwa mereka belum sadar akan bahayanya.

Teori letak geografis sepertinya juga terbantahkan dengan meledaknya kasus covid di Brazil. Teori tentang covid-19 menyasar ras kulit putih besar kemungkinan ada betulnya, dilihat dari kasus Eropa, Amerika dan Brasil. Kasus RRT reda karena penelitian tipe virus nyaman dengan ras Mongoloid, selain itu penanganan di RRT seperti Italia dan Spanyol yaitu ketegasan pemerintahnya.

Kesimpulan akhir, bangsa Indonesia harus bersyukur kita bukan ras kulit putih. Covid tetap bisa menginfeksi siapa saja, karena itu persamaan perilaku wrga ketiga negara, AS, Brasil dan Indonesia, dapat dinilai sebagai penyebab utama penyebaran. Pemahaman (sosialisasi ulang) bahaya covid, kesadaran warga dan disiplin adalah kunci menekan penyebaran. Para kepala daerah mestinya lebih faham dengan karakter warganya. Untuk media elektronik (TV) sebaiknya mengurangi berita yang tidak baik tentang kasus Covid, seperti pemberitaan perebutan jenazah, karena bisa menginspirasi yang lain.

Penutup

Demikian analisis tentang covid, dimana kita tidak bisa selamat, bila kita tidak mampu mengamankan dan menyelamatkan diri sendiri. Sulit membuat orang percaya, karena covid tidak kasat mata. Upaya pemerintah sudah bagus, kasus baru jumlahnya memang naik tetapi rata, difahami karena sentra ekonomi mulai dibuka dan lokasi hiburan mulai dibuka. 

Selama pengusaha dan masyarakat disiplin dengan protokol kesehatan covid, In Sha Allah kasus bisa turun. Langkah taktis tetapi berefek strategis, “perbaiki perilaku”, hanya ini alternatif terbaiknya. Walau korban tetap terjadi, tetapi kita ini jauh lebih beruntung dengan barokah Allah. Semoga bermanfaat, jangan lupa kita berdoa untuk keselamatan kita semua dan Indonesia tercinta.

 

(Sumber: Facebook Prayitno Ramelan)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed