by

Corona dan Kejinya Teori Konpsirasi

Di pihak yang lain teori konspirasi, justru berasumsi bahwa virus Covid-19 adalah ciptaan dua sei-sekata Mamarika-Wahyudi, dengan tentu saja Mossad sebagai aktor intelektual sekaligus pelaku lapangannya. Cara kerjanya nyaris mirip Peristiwa 11 September, mengorbankan “hal kecil” untuk kepentingan yang lebih besar. Inilah ilmu yang kalau orang Jawa bilang “banjir bandang segara asat”. Sekali tepuk semua musuh lingkang pukang. Sasaran utamanya adalah China dan Iran, dua negara yang dianggap sebagai rival yang paling potensial mengganggu dominasi AS. Ndilalah keduanya memiliki hubungan yang juga sangat erat dalam banyak bidang kerjasama. Mereka satu poros, dengan tambahan Korea Utara di sisi yang lain. Dan terbukti, krisis yang lebih kritis berhasil diciptakan di Iran. Jumlah penderita maupun korbannya sangat eskalatif. Tak pandang bulu, mulai rakyat kecil hinga para mullah. Sindikasi Zionis ini dianggap berhasil untuk mengurangi semangat jihad yang diinspirasi dari meninggalnya Qassem Soulameny yang gugur dalam penyerangan brutal. Ia dianggap sebagai inspirator kebangkitan dan kedigadayaan militer Iran, sehingga disebut sebagai “panglima bayangan” yang mendapat otoritas langsung operasi dari Pimpinan Tertinggi Iran. Sejenak China dan Iran shut down…

Akan halnya, bahwa peristiwa penyebaran virus ini telah menjangkau lebih dari 100 negara. yang membuat kelabakan bnayak negara yang barangkali bukan bagian dari teori kosnpirasi tersebut. Mereka diangga sebagai krban tambahan. Keji nian! Bahwa realitas di Itali, virus ini telah bermutasi jadi jenis virus yang lain yang berbeda dengan yang pertama kali di China. Bukan dianggap sebagai bagian teori busuk ini. Pun ketika, di negara tropis seperti Indonesia yang penduduknya “kemproh, tidak hygienis” penyebarannya justru sangat lambat sangat dipermasalahkan. Dimana menyerang pemerintah yang lagi bingung adalah sebuah kesenangan tersendiri. Alih2 memberi jalan keluar, memperkeruh suasana adalah sebuah hobby. Hal yang juga bukan dari bagian teori manapun, mereka hanya tercatat sebagai bagian dari “yang terdampak”.

Semua hal tersebut, hanya membuktikan betapa rapuh dan absurdnya teori konspirasi. Mereka yang bergelimang di dalamnya, adalah mereka yang saya pikir di luar tidak punya empati adalah mahkluk2 keji. Mereka hanya berpikir di alam mengawang, pikiran hampa yang tidak memijak bumi.

Tampak gagah dan cerdas, tapi jahat dan telengas sekali…..


‘Sumber : Status Facebook Andi Setiono Mangoenprasodjo

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed