by

Citra FPI Jatuh Dibawah Kaki Nikita Mirzani

Jujur harus kita akui, kepulangan Rizieq Shihab yang oleh Media Internasional “The Australian” disebut *Ex. Porn Fugitive”* cukup membuat rakyat Indonesia gelisah. Tiga tahun setengah Indonesia tanpa Rizieq Shihab, Indonesia relatif tenang *ibarat terminal tanpa preman*. Enam kali rencana pulang dia batal, rakyat berdoa yang ketujuh kalinya agar batal. Dan ketika Rizieq Shihab ternyata jadi pulang, rakyat langsung melempar harapan pada aparat, pada pemerintah, untuk bisa bertindak tegas dan menekan mereka. Kegelisahan rakyat ini membuat kita tidak lagi mempertimbangkan *perhitungan politik* yang sangat berpengaruh besar terhadap keamanan nasional, pokoknya negara harus represif pada Rizieq Shihab dan pengikutnya.

Padahal, setiap rakyat Indonesia paham bahwa Rizieq Shihab itu hanya pengantar pesan dari pihak yang memandang *Jokowi adalah musuh bagi kepentingan mereka*. Ketika Indonesia maju dan rakyatnya pintar, maka kelompok musuh Jokowi ini akan menjadi lini pertama yang sangat dirugikan. Dan itu yang sedang Jokowi perjuangkan. Musuh Jokowi cuma punya satu cara, membenturkan Jokowi dengan massa. Dan *Rizieq Shihab adalah ujung tombak mereka*. Tindakan represif negara pada Rizies Shihab dan/atau pengikutnya, justru menjadi hal yang sangat ditunggu oleh mereka untuk membuat kechaosan, menjadikan alasan untuk menyulut kekacauan. Hal ini seharusnya sangat mudah untuk dipetakan oleh semua orang.

Sebagai Negara, menanggapi fenomena Rizieq Shihab, Jokowi menurunkan *Mahfud MD, seorang pakar hukum tata negara, mantan hakim MK & Menko polhukam* untuk menerangkan dan menjawab setiap komentar rakyat., *Moeldoko, sebagai Ketua KSP juga ikut bersuara*. Jokowi paham dan sudah memetakan apa yang menjadi tujuan utama dari agenda kepulangan Rizieq Shihab, yaitu melengserkan dia sebelum 2024. Kenapa? Karena lawan Ini *ingin me ngembalikan Indonesia ke kondisi “sedia kala”*, kondisi dimana presiden bisa dikadali, kondisi dimana kemajuan Indonesia ditentukan oleh tangan-tangan mafia.

Tidakkah kita pernah bertanya, mengapa ketika Rizieq Shihab ditahan pada tahun 2008, dan FPI bungkam? Sekarang, jangankan menahan Rizieq Shihab, mau memproses kasus-kasus pidana Rizieq Shihab yang tertunda saja, ancaman akan adanya revolusi berdarah langsung digaungkan!

*Atas kepulangan Rizieq Shihab, istilahnya mata rakyat hanya melihat 2 senti ke depan, tapi Negara sudah melihat 2 meter* ke depan. Dan ini yang tidak disadari apalagi dipahami oleh rakyat jelata. Contohnya Denny Siregar. Jelas Negara paham akan kondisi dan keadaan sekarang. Pandangan Negara tidak sama dengan pandangan rakyat biasa. Pandangan Negara wajib memiliki dasar pada hukum, aturan dan undang-undang. Sementara pandangan rakyat hanya berdasarkan emosi dan kekesalan. Bisanya menuduh Negara lemah, kalah dan hanya diam. Padahal sedianya mereka yang tidak paham.

Itu sebabnya, komentar Nikita Mirzani, yang mungkin cuma melihat 1 senti ke depan dari kepulangan Rizieq Shihab, tiba-tiba menjadi fenomena. Padahal komentar Nikita sebenarnya sederhana, malah kayaknya Nikita nih sedang memplesetkan kata “Tabib” menjadi *Habib”. “Habib itu tukang obat* . Jangan diagung-agungkan. Kan banyak tuh ‘ke habib aja’, tukang obat berarti tuh”. Tapi reaksi FPI begitu menghentakkan. Masa satu orang perempuan mau digeruduk oleh 800 laskar FPI? Reaksi yang maha dahsyat ini yang kemudian mencengangkan seluruh Indonesia tapi pada waktu yang sama, mampu menghapus kegelisahan rakyat Indonesia. Terlebih, sebenarnya Nikita Mirzani itu mengatai Rizieq Shihab, kok Maheer yang menjawab? Rizieq Shihab kemana? Tumben dia diam? *Takut dikatai kabur karena janda, sekarang pulang dihadang janda?*

Saya yakin seyakin-yakinnya, Pemilik Rizieq Shihab tak sedikitpun membayangkan reaksi Netizen +62 atas aksi Maheer terhadap omongan Nikita Mirzani, bisa menjadi *kendala raksasa”* di tengah rencana besar mereka memulangkan Rizieq Shihab ke Indonesia. Pun dengan kemunculan judul berita dari The Australian yang sangat amat dan teramat sangat menyudutkan. Padahal agenda *”Revolusi Akhlak” sudah mereka rancang untuk melibas “revolusi mental” milik Jokowi*. Tapi dengan kata *”Porn Fugitive”,* Revolusi Akhlak dipukul telak.

*Tawaran “rekonsiliasi” tak kalah payahnya*. Saya yakin inipun agenda yang disiapkan untuk mengejek Jokowi. Syarat yang diajukan untuk membebaskan sederetan pelaku kriminal yang jelas-jelas sudah *dipenjara atas putusan pengadilan*, dipukul telak oleh *surat dari Dr. Henry Yosodiningrat yang beredar* yang meminta polisi untuk menindaklanjuti kasus pidana atas Rizieq Shihab. *Ide Rekonsiliasi Rizieq Shihab langsung jadi bahan tertawaan*.

Sampai hari ini, fenomena Nikita Mirzani, si pemberani dari lini rakyat Jelata, masih belum mendapatkan tanggapan dari Rizieq Shihab pribadi. Semakin kubu Rizieq Shihab mengomentari Nikita Mirzani, semakin terpuruk citra FPI. Maheer saja, yang sok jagoan, terancam dilaporkan atas tindakan pencemaran nama baik karena telah dengan jelas mengatakan *”Nikita Lonte”* di videonya yang sekarang sudah dihapusnya.

Gila yah!! Gara-gara mulut kotor Maheer, citra *FPI jatuh di bawah kaki Nikita Mirzani!* Emak-emak, janda, bahenol, muslim, urakan, suka menebar aurat, nyerocos, bener-bener tepat kalau mau dijadikan target revolusi akhlak Rizieq Shihab.

Latar belakang Nikita Mirzani yang dikenal urakan, bebas mandiri, nyeplos, berani dan jujur, sangat sulit untuk dihubungkan, dikait-kaitkan atau dituduh sebagai sebuah rekayasa Negara. No! Aksi Nikita Mirzani itu murni aksi rakyat yang kesal pada Rizieq Shihab. Di videonya saja Nikita manggilnya *Si Rizieq”* , “Jadi si Rizieq pulang hari ini…” diucapkan dengan santai sambil makan.

Harapan saya, setelah fenomena yang dibuatnya, rejeki Nikita Mirzani bisa lebih besar, lebih banyak, lebih lancar dan non stop di dunia entertainment Indonesia. Dan di atas itu semua, semoga follower Nikita Mirzani bisa meledak, membludak melebihi follower selebitri manapun yang ada di dunia!! Karena.

*Nikita sangat berpotensi menjadi influencer generasi milenial!!* Amiiiin!!

Sumber : Status Facebook Erika Ebener

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed