by

cheerleader

Oleh : Erizeli Jely Bandaro

Tadi sore saya bertemu dengan teman yang juga ketua Umum Ormas yang mendukung PS dalam pilpres. Teman ini seorang pengusaha yang tidak sedikit berkorban untuk mendukung PS dalam PEMILU. Ketika saya tanya apakah penyebab kemenangan Jokowi ? Dia terdiam sebentar sambil menatap saya sejurus…” Kehendak Allah semata , Jokowi terpilih sebagai Presiden” Mengapa sampai menyimpukan begitu?, kata saya. Menurutnya secara hitungan matematika politik dan dukungan real ormas serta patron PS pasti menang.

Apakah ada kemungkinan Jokowi curang ? tanya saya. Menurutnya tidak ada Politik yang 100 % lurus. Semua curang. Semua bermain. ya sama dengan main bola. Wasit meleng ya di langgar. Kubu manapun melakukannya. Inilah demokrasi. Namun dari seni permainan merebut kekuasaan RI-1 memang canggih. Secanggih apapun orang bermain dan curang , pada akhirnya kehendak Tuhan yang berlaku. katanya. Saya bingung bagaimana dia sampai menyimpulkan seperti itu. Jawabnya belum memuaskan saya.

Lama dia terdiam. Akhirnya dia berkata juga ” Kesalahan PS karena dia berkoalisi dengan KMP. Ini kesalahan fatal. Andaikan PS maju sendiri atau koalisi hanya dengan PD atau dengan PAN kemungkinan menang itu sangat besar. Tapi sayang, entah mengapa, PS tergoda dengan blusukan Jokowi ke partai partai besar dan ini di jadikan ajang kompetisi bagi PS untuk merebut sebanyak mungkin dukungan dari Partai peserta Pemilu. Saat itulah PS masuk perangkap team Jokowi.”

Tapi itulah kehendak Tuhan. Kalkulasi “politik kekuasaan” selalu kalah selangkah dengan “politik kebangsaan” yang di terapkan Jokowi. Sistem demokrasi langsung dicermati oleh team Jokowi bahwa orang tidak butuh lagi politik kekuasaan ..orang banyak ingin politik kebangsaan..Inilah yang tak pernah masuk perhitungan bagi team PS. Dan kini koalisi bubar dan PS di biarkan sendiri. Politik kekuasaa memang kejam.

Lantas mengapa sampai sekarang akar rumput PS dan koalisi KMP masih sibuk mem bully Jokowi ? kata saya. Dengan santai teman itu berkata bahwa kekuasaan butuh isyu agar kekuasaan itu semakin terpanetrasi secara luas. Kalau tidak ada isyu maka kekuasaan itu akan melahirkan masyarakat apatis..ini lebih berbahaya dan tentu tidak menguntungkan bagi Jokowi yang menganut politik kebangsaan. Jadi yang nyinyir itu bagus, ibarat cheerleader.

Kalau benar prestasi jokowi di rasakan oleh rakyat maka apapun black campaign akan di telan angin sore sebagai pengantar tidur..itu aja. Jokowi akan melaju dengan mulus untuk periode ke dua. Tapi kalau dalam 5 tahun tidak ada prestasi apapun bahkan jeblok , ya sehebat apapun pencitraan tetap akan di lupakan orang. Tak akan ada second rounds. That was all **

Sumber : facebook Erizeli Jely Bandaro

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed