by

Cedhak Kebo Gupak

Yen wus tinitah wong agung,
aja sira gumunggung dhiri.
Aja raket lan wong ala,
kang ala lakunireki.
Nora wurung ngajak-ajak,
satemah anenulari.

Terjemahan bebasnya, jika engkau sudah (terpilih) menjadi orang baik, terpelajar, mempunyai status terhormat (seperti dokter, sarjana hukum, lawyer, wartawan, politikus, capres, cawapres, wasekjen mui, bekas presiden, wakil ketua dpr-ri, dan seterusnya), janganlah engkau menyombongkan diri. Jangan mendekati orang yang memiliki tabiat buruk dan bertingkah-laku buruk. Karena tak urung akan mengajak pada keburukan (jua), sehingga menularkan perbuatan buruknya.

Coba bayangkan, dulu ada dokter penggiat sosial masyarakat. Mendirikan bank sampah. Memberdayakan masyarakat. Bagus kan? Eh, begitu jadi timses capres, untuk upaya mendelegitimasi lawan, dia posting data utang-utang presiden Indonesia, tapi ada yang dia sembunyikan, yakni data bekas presiden yang sekoalisi. Sama persis dengan dokter satunya, dokter gigi. Sebagai orang terdidik, mestinya tak akan ketularan keburukan orang lain. Tapi mungkin karena berposisi sebagai anaknya, dan anak harus dekat ke ortu, maka gupak kebolah dia, padahal Amien Rais bukan kebo.

Sudah tahu kan, bagaimana dulu Amien Rais 1998 pernah ngomong, mengritik Prabowo; Bahwa orang yang melakukan kekerasan demi kekuasaan, jika diberi kekuasaan dia akan menjalankannya dengan cara-cara tak kalah buruknya? Itu kata dia tahun 1998. Sekarang? Apakah karena Amien Rais gagal jadi presiden, terus kemudian alih profesi angon kebo hingga kemudian gupak? Apakah ia kemudian menjadi penggembala kerbau, sehingga terkena cipratan kotoran lumpur?

Dan seterusnya. Banyak contoh soal cedhak kebo gupak itu. Meski tentu saja, tergantung daya imunitas seseorang. Dulu waktu bayi di-imunisasi agar tubuh kalis dari bibit kawit penyakit. Tapi proses selanjutnya, karena jenis penyakit juga menyerang sikap, watak, syaraf otak, nalar, kita juga perlu bertanya; Sudahkah engkau diimunisasi dengan pendidikan dan agama yang benar? Bukan yang abal-abal lho!

Karena mereka yang gupak, akhirnya jadi kebo juga. Lha, terus, mesti cedhak siapa? Cedhak sapi? Korupsi! Cedhak VA? 80 juta! Cobalah tanya pada kader PKS, mengapa VA bisa satu frame dengan Prabowo Subianto? Siapa yang gupak, cobak!

(Sumber: Facebook Sunardian)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed