by

Cara Cerdas Hindari Supen

Oleh : Agung Wibawanto

Apa yang harus kita lakukan jika bertemu atau menghadapi orang yang suka menggosip? Suka tebar berita hoax, dan suka berlebihan bicaranya? Orang-orang seperti itu dengan cepat akan diketahui kualitasnya yang nothing. Mereka hanya butuh sensasi, butuh didengarkan, diakui atau dianggap punya banyak informasi kelas wahid.

Apa yang diharapkan orang-orang seperti itu? Agar apa yang disampaikannya menjadi viral, jadi bahan gunjingan banyak orang. Lalu? Kan asyik melihat ekspresi dari orang-orang yang mendengar. Ada yang sangat percaya hingga ikut menyebarkan dengan penuh antusias. Ada pula yang merasa khawatir berlebih hingga menimbulkan ketakutan atas berita yang didengar.

Tidak sedikit pula yang sibuk melakukan counter balik. Intinya semua dibuat heboh. Pada akhirnya, setiap orang akan terpengaruh atas berita tersebut. Tidak lagi fokus kepada prioritas yang harus dikerjakan tapi justru membahas sesuatu yang tidak penting. Tidak produktif. Tidak menghasilkan apa-apa selain membuang waktu saja.

Bayangkan jika buruh pabrik, pekerja kantoran, petugas medis, pendidik hingga media terjebak membahas. Maka tidak perlu sibuk menggelar mogok kerja agar mesin produksi dan pelayanan jasa lumpuh, cukup dengan menyibukkan mereka melalui berita gosip saja. Bahkan setiap konten percakapan di medsos berisi hal yang sama.

Bagi yang bigos alias biang gosip, tentu justru menyenangkan, karena waktu mereka sangat selow. Tidak ada berita pun akan dicari-cari dan jika perlu dibuat. Nah, itulah saru-satunya produk yang mereka buat atas profesi yang mereka sandang sebagai bigos, yakni: berita gosip. Kaum Supen pun demikian. Makanya disebut supen atau sumbu pendek. Akal mereka sejengkal.

Apa yang mereka jual hanya laku di kalangan supen sendiri, karena gak pake banyak mikir langsung ditelan. Tapi saat menghadapi orang cerdas, mereka akan mati kutu dan selalu gagal. Sudah tahu kan berapa banyak kegagalan kaum supen yang memiliki ambisi besar untuk berkuasa? Sebut saja gosip Jokowi keturunan China, kafir, pro asing aseng, PKI, anti Islam, otoriter dsb.

Ada lagi berita-berita gosip lainnya. Ratna Sarumpaet digebukin orang-orang suruhan istana; Pemerintahan akan ambruk sendirinya; Aksi massa besar-besaran mengepung istana; Aksi kerusuhan menjarah dan anarkhi seperti 1998; Turunnya tentara langit; Bebek lumpuh, hingga yang terbaru kelompok radikal menuntut Jokowi mundur dianggap tidak becus ngurus negara. Tapi mereka selalu gagal.

Kenapa supen selalu gagal? Harus diketahui ciri-ciri umum kaum Supen sebelumnya. Mereka umumnya masyarakat kelas bawah yang lemah pengetahuannya. Maka tidak heran ada seorang teman mengatakan kalau Supen ini mendengarnya setengah, mengertinya seperempat, sementara mikirnya nol. Tapi bicaranya 10 kali dan bertindaknya 100 kali lebih dari mikirnya.

Jadi, fix ya. Tidak perlu mendengar Supen bicara. Pertanyaan di atas, bagaimana jika menghadapi orang seperti itu, ya baiknya hindari saja. Begitu dia datang ke arah kamu, langsung saja beranjak. Orang-orang seperti Supen itu sangat benci dicuekin, dan tidak suka dengan orang yang malas nanggapinya. Sebaliknya dia senang dengan orang yang ikut ‘meramaikan’ berita yang ia sebar.

Apa lagi kalau orang-orang yang mendengar berita tersebut sampai merasa ketakutan atau stress dan marah. Semakin kita terpancing, maka mereka semakin senang. Artinya, mereka berhasil membuat kita tidak konsen terhadap aktivitas kerja harian kita. Dengan begitu kehidupan pribadi, lingkungan sekitar hingga nasional akan lumpuh dan hanya membahas berita gosip yang mereka sebar.

Sumber : Status Facebook Agung Wibawanto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed