by

Budak ISIS

Bagaimana Kita Menjawab Tuduhan Miring Ini?

1. Ketika Islam diturunkan di abad ke-7 masehi, seluruh dunia mengakui adanya perbudakan, bukan sekedar sebagai kesenangan saja, tetapi juga menjadi sendi-sendi perekonomian dunia.

Kalau dikatakan Islam menghidupkan perbudakan, jelas keliru fatal. Sebab perbudakan sudah ada sejak zaman terdahulu. Cuma kebetulan pas zaman Nabi Muhammad SAW perbudakan masih berlangsung.

2. Syariat Islam menentang perbudakan, hanya caranya bukan menolak eksistensi dan keberadaan para budak. Dalam pandangan Islam, seorang yang punya budak saat itu masih diakui sebagai orang yang punya harta.

Sehingga kalau perbudakan dihapuskan begitu saja, maka akan terjadi gonjang-ganjing ekonomi. Orang yang berinvestasi dengan memelihara koleksi budak, pastilah tiba-tiba jatuh miskin, kalau perbudakan tiba-tiba tidak diakui.

Kira-kira mirip keberadaan mata uang di suatu negeri. Seandainya terjadi penggulingan suatu rezim oleh kelompok pemberontak, lalu mata uang yang ada sebelumnya dinyatakan tidak berlaku oleh pemberontak yang menjadi rezim berikutnya, maka rakyat juga yang susah.

3. Cara Islam menghilangkan perbudakan lewat proses alami, dimana prinsipnya menutup semua pintu perbudakan dan membuka semua pintu ke arah pembebasan budak.

a. Ada begitu banyak pelanggaran yang dendanya dengan cara membebaskan budak, seperti jima’ siang hari bulan Ramadhan, melanggar sumpah, terlanjur menzhihar istri dan lain-lain.

b. Bila orang merdeka menikahi budak, maka dipastikan anaknya tidak akan menjadi budak lagi, tetapi menjadi manusia merdeka.

c. Islam mengharamkan riba sejak awal, salah satunya demi terhindarnya masyarakat dari perbudakan. Hubungannya apa?

Di masa lalu, salah satu pintu masuk perbudakan yang paling lebar adalah karena bunga riba. Ketika seorang berhutang dengan sistem bunga ribawi, bisa dipastikan bunganya semakin membesar dan membesar, sehingga tidak akan mampu lagi membayar bunganya saja.

Maka di masa itu, tebusannya adalah menjual anaknya untuk dijadikan tebusan pembayaran hutang yang berlipat-lipat. Disitulah Islam hadir mengharamkan riba.

d. Islam mengharamkan pembegalan, penculikan, dan peperangan antar suku dan qabilah yang jadi hobi bangsa Arab di masa lalu. Sebab semua itu akan membaca kepada perbudakan.

Pihak yang dibegal dan dirampok, kalau tidak dibunuh maka akan dijadikan budak. Demikian juga perang antar suku yang tidak jelas penyebabnya, pihak yang kalah akan dibunuh atau dijadikan budak.

Islam sejak awal sudah mengharamkan pembegalan, perampokan dan juga peperangan antar suku.

Dunia Tidak Lagi Mengakui Perbudakan

Meski agak terlambat dibandingkan dengan perdaban Islam, dunia akhirnya sampai pada titik sepakat, muslim dan kafir, bahwa perbudakan itu terlarang. Kalau pun di beberapa wilayah tak berperadaban masih ada sisa-sisa sedikit, tetap tidak diakui sebagai perbudakan, tetapi sebagai salah satu bentuk pelanggaran fatal yang merusak tata nilai kemanusiaan.

Siapa pun hari ini yang memaksa anak manusia menjadi budak, dengan melakukan penangkapan, penyekapan, hingga penjualan manusia, sepakat dianggap sebagai penjahat kemanusiaan, bisa dihukum berat.

Kalau pun mereka menyebutkan budak, sebenarnya secara hukum jelas bukan budak, melainkan human traficking alias penculikan dan penjualan manusia.

Tidak ada satu pun pemerintahan di dunia saat ini, baik negara muslim atau non muslim yang mengakui perbudakan. Kalau pun ada, maka yang melakukannya adalah kelompok mafia dan teroris yang kucing-kucingan melawan hukum semua negara.

Lha kok ISIS yang teroris dan hobinya membunuh nyawa manusia, merampok, membegal, dan memperkosa para wanita serta memperdagangkan mereka seperti hewan, malah diikuti? Korbannya adalah kita orang awam, yang teramat mudah untuk dibohongi dengan memakai simbol-simbol agama secara tidak resmi.

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed