by

Breaking News dari Arab Saudi

Oleh: Sumanto Al Qurtuby

 

Ada beberapa informasi menarik dari Kerajaan Arab Saudi belakangan ini. Pertama, dalam rangka melakukan reorganisasi pemerintahan, Raja Salman melakukan perombakan besar-besaran dalam pemerintahannya dengan mengeluarkan 50 Dekrit Kerajaan salah satunya tentang reshuffle kabinet. Nah, dalam post kabinet yang baru ini ada nama Muhammad Saleh bin Tahir al-Bantani (dikenal dengan nama Muhammad Saleh Banten) yang menjabat sebagai Menteri Urusan Haji dan Umrah. Jika dilihat dari namanya, maka beliau ini adalah warga Saudi keturunan Banten. Saya juga mepunyai murid namanya Muhammad Jamil Banten yang juga warga Saudi keturunan Banten.

Memang dalam sejarahnya banyak sekali masyarakat Banten yang hijrah ke Arab Saudi, khususnya Hijaz, sejak berabad-abad lalu guna menuntut ilmu di Mekah dan Madinah. Setelah selesai menimba ilmu, sebagian besar mudik ke Nusantara, sebagian lagi menetap di Hijaz untuk mengajar dan hidup di “bumi Nabi Muhammad” ini. Beberapa dari mereka bahkan menjadi ulama ternama dan dihormati di Saudi dan Timur Tengah serta penulis super-produktif seperti Imam Nawawi bin Umar al-Bantani (1813 – 1897), ulama yang sangat sederhana, rendah hati, dan bertubuh mungil, tetapi memilki kedalaman keilmuan yang luar biasa sehingga dikagumi oleh banyak ulama dan menjadi mahaguru dari para alim-ulama Nusantara.

Yang menarik dari Menteri Haji dan Umrah, Muhammad Saleh Banten, yang juga President & CEO Saudi Post, ini adalah beliau juga alumnus (S1 + S2) dari kampus tempat saya mengajar sekarang, King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM), bahkan pernah menjadi dekan disini. Sebagai kampus elit dan modern milik kerajaan, KFUPM memang banyak sekali memproduksi para tokoh hebat di Saudi dan Timur Tengah. Para alumni KFUPM yang menjabat berbagai posisi elit dan strategis di kerajaan (seperti menteri, penasehat raja, gubernur, dlsb) sudah menjadi pemandangan biasa.

Kedua, dalam pertemuan elit para petinggi kampus beberapa hari lalu juga dilakukan perombakan besar-besaran di KFUPM termasuk, yang sangat menarik, mengirim para calon dosen pengajar Islam di KFUPM (khususnya di Department of Islamic and Arabic Studies) untuk belajar Islam di Amerika. Menurut para petinggi kampus, Amerika adalah “model ideal” bagi dunia pendidikan yang berkualitas, dengan mengirim para cados untuk belajar “Islamic studies” di Amerika diharapkan bisa melihat wacana keislaman secara luas dan toleran serta mengkaji masalah keislaman dari beragam perspektif keilmuan (sosiologi, antropologi dlsb) tidak melulu mempelajari teks-teks keislaman.

Bagi saya, kebijakan ini sesuatu banget. KFUPM memang kampus yang “sangat Amerika” (atau minimal “sangat Eropa”). Para petinggi dan professornya didominasi oleh para alumni Amerika. Pak Menteri Muhammad Saleh Banten juga memperoleh gelar doktor dari Amerika, tepatnya Universitas Colorado. Sudah bertahun-tahun KFUPM mengirim para kader terbaiknya untuk belajar S2-S3 di Amerika di berbagai disiplin keilmuan untuk dipersiapkan sebagai tenaga pengajar di masa depan.

“Breaking News” berikutnya, saya mendapat sejumlah “email kaleng” yang dikirim ke para petinggi kampus, yang meminta agar saya dideportasi dari Saudi dan minta KFUPM memecat saya sebagai dosen karena saya dianggap sebagai “orang liberal alumnus Amerika.” Para petinggi kampus yang mendapat email tadi ketawa membacanya, dan bilang ke saya: “Kalau begitu kami liberal juga donk, wong kami alumni Amerika juga…” he he…

 

Jabal Dhahran, Arab Saudi

 
(Sumber: Facebook Sumanto Al Qurtuby)
 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed