by

Blundernya Eddy Rahmayadi

Namun jenderal kuno itu berjalan dengan pikirannya yang serba komando. Bahkan dalam wawancara Kompas TV dia menolak menyebut pelakunya biadab lengkap dengan pernyataan klise. Tampak jelas si jenderal ini sangat tidak nyaman dicecar oleh pertanyaan kritis. Naluri militer kuno menyebabkan dia marah karena merasa derajatnya diatas. Wartawan adalah kasta kelas bawah. Begitu kira-kira.

Eddy bisa berbuat demikian kepada prajuritnya. Termasuk menampar bahkan menendang atau memaki. Tapi tidak dengan masyarakat sipil yang berani melawan perilaku kekerasan tersebut bahkan balik memakinya. Siapapun itu tidak perduli militer sekalipun.

Dan di zaman sekarang, dia tidak bisa mengancam masyarakat sipil dengan popor bedil. Dia harus menyesuaikan perilaku dan tindak tanduknya ketika berhadapan dengan masyarakat kebanyakan. Tidak dengan gaya yang petantang petenteng, sambil bilang, ” kalau gua mau lu mau apa? “

Tak heran jika perkataan Edy Rachmayadi, “ Apa urusan anda menanyakan itu? Bukan hak anda juga untuk bertanya kepada saya”, menjadi kemuakan tersendiri masyarakat sipil melihat ulah jenderal kuno ini.

Yang ketinggalan jaman. Yang justru antagonist pada saat TNI makin bergerak menuju pendekatan yang makin humanis dan tunduk pada pemerintahan sipil.

 

Sumber : facebook Budi Setiawan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed