by

Bisnis Keluarga Cendana

Soal Sigit. Kegemarannya bermain judi bikin pusing KBRI kalau dia sampai kalah. Benny Moerdani sempat menahan paspornya agar dia tidak bisa keluar negeri. Sigit, anak yang tertua, secara jelas dipaksa oleh ibunya untuk masuk ke bisnis

Seorang teman bu Tien pernah berbicara dengannya pada saat pemerintah sedang membangun bandara internasional Soekarno-Hatta. “Ia bilang pada saya, saya ingin Sigit belajar tentang Bisnis”, katanya.

Saya katakan Sigit menyelesaikan kuliahnya. Jawab ibunya, “Jangan, Sigit tidak bisa berpikir jelas”. Narasumber yg bekerja proyek Bandara, ketika kedua terminal selesai di tahun 1984, ada $ 78,2 juta diserahkan ke Sigit dalam bentuk mark-up yg kelihatannya seperti biaya berjalan

Di tahun 1988, Departemen Sosial menetapkan adanya karcis SDSB yang dipegang oleh perusahaan Sigit. SDSB tersebut dapat terus beroperasi sampai tahun 1993. Pola judi tersebut membuat Sigit mendapat jutaan dollar setiap minggunya, kata Christianto Wibisono dari PDBI

Sigit adalah penjudi yang serius. Seringkali berjudi rolet dan bakarat di kasino-kasino favoritnya, yaitu The Ritz London, Atlantic City dan Perth. Seorang partner bisnis bercerita, ia mengadu untung sebanyak $ 3 juta semalam. Dalam karirnya ia pernah kalah sebanyak $ 150 juta.

Setelah Sigit kalah besar di Las Vegas akhir tahun 1980-an ayahnya melarangnya berjudi di luar negeri. Bandar judi di Jakarta mengorganisir judi bakarat melalui TV kabel. Dalam permainan ini, Sigiti kalah lagi sampai $ 20 juta, “Mereka hanya menciptakan kekalahan untuk Sigit”.

Walaupun banyak dari kekayaan Suharto hilang karena manajemen yang buruk dan juga karena ekonomi negara yang hancur – misalnya PT. Sempati Air milik Tommy bangkrut pada tahun 1998- keluarga ini masih tetap memiliki banyak usaha yang masih memberikan keuntungan.

PT. Panutan Selaras milik Sigit yg memproduksi 25% dari bensin Premix High Octane yang banyak digunakan oleh mobil-mobil di Indonesia dan 22 tempat pengisian bensin di Jakarta, Surabaya dan Jawa Tengah. Sedangkan PT. Humpuss Trading milik Tommy juga memproduksi bensin High End.

Bisnis yang lain lagi adalah bisnis Real Estate. Saat harga-harga property berjatuhan, kekayaan property keluarga ini diperkirakan sebesar $ 1 Milyar, dan banyak lagi termasuk perkebunan, mal-mal, hotel-hotel yang sampai saat ini masih terus membawa keuntungan.

Di pertengahan tahun 1980, Bambang membayar pemerintah $ 700 per m2 untuk sebidang tanah di Jakarta Pusat dimana berdiri Hotel Grand Hyaat, asset utama PT. Plaza Indonesia. Di Bali, anak-anak Soeharto berhasil menyabet permata yang paling berharga dari industri pariwisata saat itu ( entah sekarang ). 
Bali Cliff Hotel (Sigit), Sheraton Nusa Indah Resort (Bambang), Sheraton Laguna Nusa Dua (Bambang), Bali Intercontinental Resort (Bambang), Nikko Royal Hotel (Sigit), Four Seasons Resort Jimbaran (Tommy) & Bali Golf dan Country Club di Nusa Dua (Tommy)
.
.Sumber : Status Facebook Iman Brotoseno

buat yang berpendapat Orba lebih baik dari pemerintahan Jokowi:

*Dua partai baru besutan keluarga Cendana lolos verifikasi KPU. Saya posting berikuti ini agar kita tdk lupa.*

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed