by

Betapa Mudahnya Kita Digiring

EFEK PEMBERITAAN DETIK.COM

Aneka komentar dalam postingan saya juga terkait dengan strategi pemberitaan media online dalam hal ini Detik. Berita Detik soal vonis bebas wanita yang memviralkan penggal Jokowi paling banyak dikutip atau di screenshoot headline karena media ini salah satu yang paling cepat memberitakan vonis bebas tersebut.

Lini masa saya dibanjiri screenshot kepala berita dari detik ” PN Jakpus Vonis Bebas Wanita Pemviral ‘Penggal Jokowi’ yang diunggah jam16.46.
https://news.detik.com/…/ini-alasan-hakim-vonis-bebas-pemvi…

Tapi berita itu tidak menjelaskan secara gamblang mengapa perempuan itu divonis bebas kecuali penjelasan pasal-pasal yang didakwakan. Tapi sudah banyak di screenshoot dan diviralkan. Sehingga netizen menganggap hakim sebagai tidak becus, kadal gurun dan tuduhan khas medsos lainnya.

Detik baru mengeluarkan berita alasannya satu jam kemudsn yakni 17.34 dengan judul : :Ini Alasan Hakim Vonis Bebas Pemviral ‘Penggal Jokowi’

Tulis Detik :

” Hakim berkesimpulan dari fakta persidangan Ina tidak terbukti melakukan niat jahat dalam men-share video itu.

Menimbang berdasarkan fakta hukum, terdakwa merekam laki-laki yang siap memenggal kepala Jokowi. Bahwa terdakwa hanya ingin beri tahu teman-teman kalau terdakwa sudah ada di Bawaslu, bahwa terdakwa hanya asal men-share dan tidak memilah-milah foto atau video.”

BANDINGKAN DENGAN KOMPAS

Bandingkan sekarang dengan Kompas yang meski lebih lambat namun akurat, ,detil, jelas dan komprehensif. Kompas sangat gamblang menjelaskan sebab hakim memvonis bebas.

Kompas menulis:

” Majelis berkesimpulan tidak ada fakta persidangan tedakwa melakukan perbuatan terkait unsur pemerasan atau ancaman yang bersifat materiil,” kata hakim.

“…Video ancaman pemenggalan kepala Jokowi itu tersebar di media sosial. Video yang dimaksud berisikan pernyataan dari Hermawan Susanto yang ingin memenggal Jokowi. Hermawan kini juga berstatus terdakwa.

Dalam video, terlihat Ina memegang ponsel mengarahkan ke wajahnya serta suasana sekitarnya. Di saat itu sosok Hermawan muncul dan Ina langsung menyorotkan kamera ponselnya ke Hermawan.

“Dari Poso nih, siap penggal kepala Jokowi, Jokowi siap lehernya kita penggal kepalanya demi Allah,” ucap Hermawan Susanto.’

Kompas menurunkan berita ini pada jam 17.29 dengan judul ” Wanita Penyebar Video Viral Ancaman Penggal Jokowi Divonis Bebas. “

https://megapolitan.kompas.com/…/wanita-penyebar-video-vira…

DETIK PERLU UNDANG NGOPI

Kesimpulan saya : Detik tergesa-gesa menurunkan berita yang “setengah mateng ” yang tidak memuat informasi jelas dan gamblang mengapa Ina dibebaskan pada berita pertama (jam16.46). Netizen kemudian menebak-nebak kemudian berkomentar miring soal putusan vonis hakim.

Pada pemberitaan kedua, detik juga gagal menjelaskan alasan hakim membebasksn Ina dan hubungan Ina dengan terdakwa lainnya Herman.

Saya mengganggap kualitas para
wartawan dan para editor Detik meski dipoles lagi kemampuannya agar sejajar dengan wartawan Kompas.

Untuk itu, Detik mungkin bisa mengundang minum kopi jagoan netizen journalism, kang Pepih Nugraha

Atau jagoan bikin berita reportase radio seperti Firqie Firmanyah, Boy Hamidy, Heyder Affan atau Rane Hafied ( boss satu ini kalau undang dia harus siapin tiket Bangkok Jakarta juga hehehe) untuk sharing bagaimana membuat berita yang simpel, akurat dan jelas
.
Empat jagoan ini punya kepakaran membuat berita yang ringkas, padat dan akurat karena basic mereka radio yang format beritanya cocok diadaptasi media online.

*****

Akhirnya saya minta maaf kepada kawan-kawan yang mungkin tidak enak hati saya sentil sedikit keteledoran anda dipostingan terdahulu saya : WAH. Yakinlah, saya tidak ada maksud apa-apa. Kecuali kita bisa saling belajar untuk sehat dan dewasa dalam ber medsos.

Sumber : Status Facebook Budi Setiawan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed