Menurutnya, identitas keislaman tidak pernah bertolak belakang dengan paham kebangsaan. Hal itu diakui sendiri olehnya bahwa iman islamnya tak pernah luntur sedikitpun meski dirinya mencintai Indonesia.
Bahkan, politisi PDIP itu sangat percaya dengan ungkapan dalam bahasa Arab yang menyebutkan bahwa, “hubbul wathon minal iman”, atau cinta pada tanah air adalah bagian dari iman.
Pernyataan Djarot di atas berkaitan dengan konteks dimana saat ini partai yang beraliran nasionalis banyak dicap anti/memusuhi umat Islam. Ia pun juga mengakui bila akhir-akhir ini banyak yang mendiskreditkan PDIP sebagai partai yang jauh dari segi keislaman.
Padahal faktanya, PDIP itu sangat dekat dengan umat Islam. Antara Islam dan PDIP tidak saling bertolak belakang. Bahkan pengurus dan pemilih PDIP sendiri sebagian besar adalah warga yang beragama Islam.
Tak hanya itu, Presiden yang diusung oleh PDIP pun juga beragama Islam. Selain itu, juga banyak kebijakan pemerintah dan UU yang didukung oleh PDIP bersentuhan langsung dengan kepentingan umat Islam.
Dengan demikian, maka sangat tidak tepat bila partai berlambang moncong putih itu disebut anti terhadap umat Islam. Hal itu tak lain merupakan kampanye hitam yang ingin menggembosi suara PDIP saja.
Apalagi posisi PDIP saat ini sangat strategis sebagai partai politik. Mereka saat ini merupakan partai pemerintah, sekaligus partai dengan elektabilitas tertinggi di Indonesia.
Saat ini perlu kita galakkan kembali rasa cinta tanah air karena itu merupakan bagian dari iman agama. Hal tersebut sebagaimana yang pernah diajarkan oleh para ulama.
Mari kita jaga dan kuatkan keimanan kepada Tuhan, sekaligus rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Karena keduanya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Sumber :kumparan
Comment