Pertama, Kamu kaji lagi deh ayat berikut ini…
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (QS Al-Anfal 33)
Saat ini secara fisik memang Kanjeng nabi sudah wafat, tapi siapa berani memastikan di NTB dan Sulteng sudah tidak lagi orang yg beristighfar, memohonkan ampunan bagi dirinya, keluarganya dan saudara2nya…?? Kamu berani..??
Kedua, Dalam tafsir Al-Maraghi, imam Baihaqi menyampaikan sebuah riwayat dalam kitabnya, Ad-Dala’il dari Ar-Rabi‘ bin Anas. Katanya, orang-orang berkata kepada Rasulullah saw., “Maukah kamu mendatangkan kepada kami suatu mukjizat seperti yang pernah didatangkan oleh Saleh dan nabi-nabi lainnya?” Maka Rasulullah saw. bersabda:
“Kalau kalian mau maka aku akan berdoa kepada Allah sehingga Dia menurunkan suatu mukjizat untuk kamu. Namun kalau kalian bermaksiat juga, maka kalian akan dihancurkan.”
Maka orang-orang itu pun berkata, “Kami tidak menghendaki hal itu.”
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, juga meriwayatkan, Rasulullah SAW, bersabda “Sesungguhnya aku meminta tiga hal kepada Rabbku,” demikian sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallama. Dari tiga doa tersebut, dua dikabulkan, satu ditolak.”
“Aku,” lanjut Rasulullah al-Musthafa, “memohon kepada Allah Ta’ala agar umatku tidak dibinasakan dengan tenggelam, maka Allah Ta’ala mengabulkannya untukku.”
Yang kedua, “Aku meminta kepada Allah Ta’ala agar umatku tidak dibinasakan dengan kelaparan (musim kemarau), maka Allah Ta’ala pun mengabulkannya untukku.”
Sedangkan satu permintaan yang ditolak, Sayyidina Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku meminta kepada Allah Ta’ala agar Dia tidak menjadikan keganasan di antara sesama mereka, lalu Allah Ta’ala menolaknya.” (Catatan : hadits ini digunakan oleh Imam Ibnu Katsir saat menafsirkan surat al-An’am [6] ayat 65).
Jadi, menurutmu saat ini, karena ulah satu dua orang, atau satu dua kelompok: – entah karena dugaan salah menetapkan status hukum orang, dugaan salah kebijakan kepala sebuah negara, atau dugaan lukisan mata dajjal yg dibuat di satu kota, lalu pengabulan doa kanjeng nabi yg bersifat universal dan berlaku hingga akhir zaman saat ini sudah dianulir lagi secara lokalistik…???
Piye sooonn…??
Ayolah Sooon.. kita jadikan ancaman azab yg diberikan kepada umat terdahulu itu sebagai refleksi diri kita sendiri agar lebih mawas diri.. dan menjadi lebih rajin mendekatkan diri kepada sang maha Pencipta.. belajar Ridha atas apa pun qadha dan qadar-Nya..
Sambil mengingatkan diri kita dan penduduk Indonesia lain.. bahwa negeri kita memang berada di kawasan cincin api yg rawan berbagai bencana alam..
Sumber: Facebook Iftah Deh
Comment