by

Banser Siap Mati Jaga NKRI

BANSER bukan ornamen alat politik partai, bukan milik perorangan ataupun bisa diklaim kepemilikannya oleh tokoh masyarakat tertentu. Pasukan berani mati itu adalah milik seluruh Kiyai dan para Santri NU se-Indonesia. Yang kemudian jiwa dan raga militan BANSER dihibahkan oleh para Ulama NU untuk menjaga kedaulatan bangsa, hingga titik darah penghabisan.

Maka jangan heran jika sikap para Kiyai NU dan pentolan militan NU lawasan tetap tenang tatkala mendengar, membaca atau bahkan melihat langsung pasukan elite para Kiyai yang tergabung dalam wadah BANSER itu dihujat, difitnah, dibully sampai dicaci maki dengan sebegitu keji. Karena memang sejak zaman Kang Kayubi, keberadaan BANSER selalu diteror secara sadis oleh para pemberontak bangsa dan para barisan anti Pancasila.

Sebenarnya para komplotan manusia tidak waras itu bukan saja tidak tahu terimakasih, bahkan mereka dengan segala kedengkiannya menganggap rendah serta murah perjuangan para Santri yang sempat merelakan raga serta darahnya berceceran di atas negeri gemah ripah sejak zaman Kewalian, pada masa penjajahan hingga peristiwa pemberontakan.

Bagi kami anak-anak NU militan yang sejak masih ingusan dibekali wajibnya mencintai Bangsa serta menghormati Ulama Aswaja pada akhirnya tidak akan pernah kaget apalagi panik saat mendengar Kakek kami, Ayah kami, Kakak kami ataupun Adik kami di ancam-ancam atau bahkan hendak akan dibantai habis-habisan, gara-gara berseragam BANSER.

Apalagi cuma slogan: HANCURKAN BANSER, TUMBANGKAN YAKUT, ah itu hanya suara siulan burung hantu yang lucu dan tak ubahnya senjata yang akan memakan tuannya sendiri, PAHAM.

Saya Tamara Zavieka Abdullah berani memastikan, sebenarnya maraknya gerakan BANSER 2 tahun terakhir ini hanyalah bentuk pemanasan dalam suatu pra-pertandingan. Tunggu saja saatnya, ketika para Ulama Sepuh yang tidak terjamah publik itu melempar tasbihnya di antara kerumunan pasukan elitenya. Jangankan gelombang ombak besar, tingginya gunung yang melintang pun akan mereka robohkan jika akhirnya menjadi penghalang kerukunan dan perdamaian umat manusia di negeri loh jinawi.

Akhir kata:
“Selamat Hari Santri Nasional Nusantaraku, Selamat Mendengar Ocehan Burung Hantu Yang Lucu BANSERKU dan Selamat Menjadi Kilatan Pedang Kiyai-Kiyai NU Gus Yaqut Cholil Qoumas KU” Takbir….

#Tamarazaviekaabdullah
#Fatsercyberinteligince

Sumber : Status Facebook Tamara Zavieka Abdullah

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed